Penikaman Massal Terjadi saat Misa di Prancis, Suasana Mencekam Diiringi Tujuh Suara Tembakan

29 Oktober 2020, 21:40 WIB
Walikota Nice Christian Estrosi mengatakan bahwa itu diduga serangan teroris.* / Police Nationale

PR PANGANDARAN - Penikaman massal terjadi di dalam basilika Notre-Dame di Nice sekitar pukul 09.00 waktu setempat tepat ketika misa baru saja dimulai.

Diketahui polisi menembak tersangka pelaku yang meneriakkan ‘Allahu Akbar’ saat ditangkap dan dibawa ke rumah sakit.

Menurut juru bicara polisi setidaknya satu dari korban telah dipenggal, dan dipastikan bahwa salah satu korban adalah pegawai gereja.

Baca Juga: Najwa Shihab Beberkan Kronologi Pembakaran Halte TransJakarta, Foto Pelaku Sempat Viral di Medsos

Satu orang yang menggambarkan insiden itu sebagai ‘sangat sedih’ mendengar tentang tujuh tembakan dan melihat petugas polisi menyerbu gereja.

Dilansir dari Mirror Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin mengatakan operasi besar polisi sekarang sedang berlangsung dan mengonfirmasi bahwa dia akan memimpin pertemuan krisis atas serangan itu.

Walikota Nice, Christian Estrosi, membenarkan bahwa kejadian itu disebabkan oleh terorisme melalui Twitter.

Baca Juga: Narasi TV Berani Ungkap Fakta Pelaku Kebakaran Halte TransJakarta, Netizen: Panjang Umur Perjuangan

"Saya berada di lokasi dengan (polisi) yang menangkap penyerang. Saya mengonfirmasi bahwa mereka semua mengindikasikan serangan teroris di Basilika Notre-Dame de Nice.

"Nice telah membayar harga yang terlalu tinggi dengan cara yang sama seperti negara kita dalam beberapa tahun terakhir. Saya menyerukan persatuan Niçois,” katanya.

Lebih lanjut, Estrosi mengatakan bahwa Prancis tidak bisa lagi puas dengan hukum perdamaian untuk memberantas Islamo-fasisme.

Baca Juga: TWICE Berbagi Cerita hingga Rilis Album Kedua, Single Terbaru ‘I Can’t Stop Me’ Curi Perhatian

Kantor Penuntut Anti-Terorisme Nasional Prancis telah meluncurkan penyelidikan atas serangan pisau itu. Kemudian Presiden Emanuel Macron menelepon walikota untuk menawarkan dukungan dan mengkonfirmasi bahwa dia akan melakukan perjalanan ke kota.

Politisi nasionalis Prancis Marine Le Pen juga berbicara tentang pemenggalan yang terjadi dalam serangan itu. Walikota Paris, Anne Hildalgo, juga men-tweet untuk mendukung mitranya di Nice.

"Serangan di Basilika Nice: pikiran pertama saya tertuju pada para korban dan orang yang mereka cintai yang terkena dampak serangan mengerikan ini. Niçois dan Niçois, serta Walikota, @ cestrosi, dapat mengandalkan dukungan dari Kota @Paris,” katanya.

Baca Juga: Emmanuel Macron Dianggap Hina Islam, Menag RI: Kebebasan Berpendapat Tak Boleh Lampaui Batas

Gambar dari tempat kejadian menunjukkan area di sekitar gereja hampir sepenuhnya kosong saat polisi bersenjata memasang barisan besar.

Penduduk di daerah tersebut telah diberitahu untuk tetap di dalam, saat polisi menangani insiden tersebut.

Basilika Notre Dame adalah gereja Katolik Roma dan merupakan tempat ibadah terbesar di Nice.

Parlemen Prancis menangguhkan perdebatan tentang pembatasan virus baru dan mengheningkan cipta untuk para korban.

Baca Juga: Bukan Mahasiswa atau Buruh, Najwa Shihab Bongkar Pelaku Bakar Halte TransJakarta saat Demo Ciptaker

Serangan itu terjadi ketika Prancis masih belum pulih dari pemenggalan awal bulan ini terhadap guru sekolah menengah Prancis Samuel Paty oleh seorang pria dari Chechnya.

Penyerang mengatakan dia ingin menghukum Paty karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya dalam pelajaran kewarganegaraan.

Tidak segera jelas apa motif serangan Nice, atau apakah itu ada hubungannya dengan kartun, yang oleh umat Muslim dianggap menghujat.

Baca Juga: Waspada Fenomena Alam Ekstrem! BMKG Prediksi Jabar Berpotensi Banjir hingga Alami Suhu Dingin

Sejak pembunuhan Paty, pejabat Prancis didukung oleh banyak warga biasa telah menegaskan kembali hak untuk menampilkan kartun, dan gambar-gambar itu telah dipajang secara luas di pawai sebagai solidaritas dengan guru yang terbunuh.

Hal itu telah memicu kemarahan di beberapa bagian dunia Muslim, dengan beberapa pemerintah menuduh pemimpin Prancis Emmanuel Macron mengejar agenda anti-Islam.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Mirror

Tags

Terkini

Terpopuler