Bahas Agama, Macron Gunakan Bahasa Arab dalam Cuitannya: Saya Lihat Banyak Kebohongan

2 November 2020, 14:25 WIB
Tangkap Layar Presiden Prancis, Emmanuel Macron saat wawancara terkait sentimen yang ditujukan padanya soal karikatur Nabi Muhammad. /YouTube/Al Jazeera English

PR PANGANDARAN - Buntut pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron yang dinilai menghina Islam atas pembiaran majalah Charlie Hebdo saat menampilkan kartun Nabi Muhammad saw kian semrawut.

Negara dengan mayoritas penduduk Muslim secara terang-terangan menyerukan 'aksi boikot produk atas Prancis'.

Kuwait, Turki bahkan belakangan Malaysia merilis daftar produk Prancis agar masyarakat menghentikan penggunaan produk tersebut untuk sementara waktu.

Baca Juga: Nagorno-Karabakh Kian Memanas, Fadli Zon Ungkap Peran Indonesia dalam Menyikapi Konflik

Menindaklanjuti gelombang aksi pengecaman terhadap negaranya, Macron lantas membuat video klarifikasi berupa 'sesi interview' yang ia unggah ke akun Twitter pribadinya @EmmanuelMacron.

Macron tampak memakai dua bahasa, yakni Arab dan Prancis saat mencuitkan cuplikan video yang membahas soal agama tersebut.

Adapun cuitan-cuitan Macron dalam bahasa Arab yang berisikan materi klarifikasi soal kegaduhan kartun Nabi Muhammad.

Baca Juga: Segera Persiapkan Diri! Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 11 Resmi Dibuka Hari Ini

"Mereka menyebut bahwa saya "mendukung kartun yang menghina Nabi". Saya mendukung kemampuan menulis, berpikir, dan menggambar dengan bebas di negara saya, ini adalah hak dan kebebasan kami. Saya menyadari ini bisa mengejutkan dan saya menghormatinya, tetapi kita harus membicarakannya," tulis Macron. 

Oleh karena itu, ia mengaku paham dengan adanya respon kemarahan umat Muslim atas pernyataanya yang dinilai melukai hati umat Islam. Kendati begitu, Macron tidak terima dengan beredarnya kabar bohong yang sengaja dilebih-lebihkan. 

Baca Juga: Amankah Mengoleskan Minyak Kayu Putih pada Masker agar Terhindar dari Corona? Simak Penjelasannya

"Saya melihat banyak orang akhir-akhir ini mengatakan hal-hal yang tidak dapat diterima tentang Prancis, mendukung semua kebohongan yang dibicarakan tentang kami dan tentang apa yang saya katakan, dan secara implisit berkolusi dengan yang terburuk," lanjunya. 

Untuk itu, Macron mengatakan ingin melakukan klarifikasi atas kabar bohong yang beredar. Dia menyebut tujuan utama atas pernyataan kontroversial tersebut bukan untuk melukai umat Islam, melainkan mengecam aksi terorisme.

"Saya melihat banyak kebohongan, dan saya ingin mengklarifikasi yang berikut: Apa yang kami lakukan sekarang di Prancis adalah memerangi terorisme yang dilakukan atas nama Islam, bukan Islam itu sendiri. Terorisme ini telah merenggut nyawa lebih dari 300 warga kita," jelasnya.

Baca Juga: Masih Buron Bak Hantu Tak Terdeteksi, KPK Tegaskan Perburuan Harun Masiku Masih Gencar Dilakukan

"Para ekstremis mengajarkan bahwa Prancis tidak boleh dihormati. Mereka mengajarkan bahwa wanita tidak setara dengan pria, dan bahwa gadis kecil tidak boleh memiliki hak yang sama dengan anak laki-laki. Saya memberi tahu Anda dengan sangat jelas: Tidak di negara kita," tambahnya.

***

 

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler