Dijuluki Patriotik hingga Pembela Setia Presiden Suriah, Menlu Walid al-Moalem Wafat Gegara Ini

16 November 2020, 14:15 WIB
Ilustrasi Pasukan Bersenjata: PBB akan menyelidiki dugaan digunakannya senjata kimia oleh pasukan bersenjata di Suriah, laporan tersebut didapatkan dari OPCW. /lancercell.Wordpress.com/lancercell.wordoress.com

PR PANGANDARAN –  Diplomat ulung Suriah serta menteri luar negeri Walid al-Moalem, meninggal dunia pada hari senin.

Ia dikenal sebagai seorang pembela setia Presiden Suriah Bashar al Assad.

Tidak ada rincian tentang penyebab kematiannya, tetapi pria berusia 79 tahun itu selama bertahun-tahun mengalami kesehatan yang buruk dengan masalah jantung.

Baca Juga: Baru 5 Hari Menjabat, Presiden Peru Mengundurkan Diri, Warga Ramai Turun ke Jalan Kibarkan Bendera

Moalem, yang pertama kali diangkat sebagai menteri luar negeri pada tahun 2006 dan juga menjabat sebagai wakil perdana menteri, menduduki jabatan diplomatik teratas.

Termasuk utusan untuk Amerika Serikat dan terlibat dalam negosiasi yang gagal dengan Israel pada tahun 1990-an mengenai penyelesaian damai.

Pemerintah menyebut sosok Moalem sebagai sosok yang patriotik.

Baca Juga: Genap Berusia 30 Tahun, Gisella Anastasia Diberi Doa hingga Ciuman di Kening oleh Wijaya Saputra

"Dia dikenal karena posisi patriotiknya yang terhormat," kata pemerintah dalam sebuah pernyataan.

Diketahui  bahwa Moalem meninggal saat fajar dan akan dimakamkan pada Senin malam di Damaskus.

Diplomat veteran itu melihat negaranya semakin condong ke arah Iran dan Rusia yang telah membantu menopang kekuasaan Assad.

Baca Juga: Dicecar Warganet soal Kesan 'Malam Pertama', Sule dan Nathalie Kompak Pamer Foto Romantis

Serta memungkinkan pemimpin otoriter itu untuk mendapatkan kembali sebagian besar wilayah yang pernah hilang dari pemberontak.

Moalem secara terbuka membela peran militer Moskow dan Syiah Iran yang berkembang.

Didukung oleh proksi-proksinya di Suriah yang oleh lawannya dicap sebagai pendudukan serta disalahkan karena memicu ketegangan di negara mayoritas Sunni.

Baca Juga: 7 Doa Agar Keinginan Segera Dikabulkan, Sering Membaca Al Fatihah hingga Perbanyak Istighfar

"Saya siap menjadi salah satu tentara Hassan Nasrallah," kata Moalem pada Agustus 2006, merujuk pada pemimpin milisi Lebanon yang didukung Iran, Hizbullah yang dalam beberapa tahun terakhir mengirim ribuan anggotanya untuk berperang bersama pasukan Assad.

Suriah meletus ke dalam perang saudara hampir satu dekade lalu setelah Assad pada tahun 2011 memulai tindakan keras terhadap pengunjuk rasa yang menyerukan diakhirinya pemerintahan keluarganya.

Moalem menuduh Amerika Serikat dan lainnya di Barat memicu keresahan negaranya.

Baca Juga: Libur Panjang Akhir Tahun di Tengah Lonjakan Kasus Positif Covid-19 di RI, Bagaimana Nasibnya?

Ia juga menganggap pemberontak sebagai teroris dalam konflik yang telah menewaskan ratusan ribu orang.

Pernyataan terakhir diplomat veteran itu menyerang Undang-Undang Caesar  perihal sanksi Amerika Serikat terberat terhadap Damaskus yang mulai berlaku Juni lalu.

Ia mengatakan bahwa itu dimaksudkan untuk membuat warga Suriah kelaparan. Dia berjanji bahwa negaranya akan mendapat bantuan ekonomi dari Iran dan Rusia untuk melunakkan sanksi tersebut.

Baca Juga: Kiki The Potters Sebut WA Heboh, Umi dan Ukhti Bakal Geruduk Wanita Penghina Habib, Sindir Siapa?

Washington mengatakan tujuan dari sanksi baru itu adalah untuk meminta pertanggungjawaban Damaskus atas kejahatan perang .

Hal ini juga bertujuan untuk mencegahnya melanjutkan perang. Sanksi tersebut membebaskan bantuan kemanusiaan.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler