Dunia Harus Umumkan 'Darurat Iklim', Sekjen PBB: Kita Menghadapi Keadaan Darurat yang Dramatis

- 13 Desember 2020, 08:47 WIB
ILUSTRASI perserikatan bangsa-bangsa atau PBB./
ILUSTRASI perserikatan bangsa-bangsa atau PBB./ /

PR PANGANDARAN - Para pemimpin dunia harus mengumumkan keadaan 'darurat iklim' untuk memacu pengurangan lebih cepat dalam emisi gas rumah kaca, kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Sabtu, 12 Desember 2020 di pertemuan puncak yang menandai ulang tahun kelima kesepakatan iklim Paris.

Lusinan pemimpin dunia berpidato dalam pertemuan virtual satu hari, yang bertujuan membangun momentum untuk komitmen nasional yang lebih ambisius menjelang putaran penting pembicaraan iklim yang akan berlangsung di Glasgow pada akhir 2021.

"Adakah yang masih menyangkal bahwa kita menghadapi keadaan darurat yang dramatis?" Kata Guterres melalui video.

Baca Juga: Lebih Modern dan Efisien, Metode ITO Bisa Hemat Biaya Tagihan Barang Elektronik di Rumah

"Itulah mengapa hari ini, saya menyerukan kepada semua pemimpin di seluruh dunia untuk mendeklarasikan Keadaan Darurat Iklim di negara mereka sampai netralitas karbon tercapai," kata Guterres, dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Channel News Asia.

Guterres mengatakan paket pemulihan ekonomi yang diluncurkan setelah pandemi virus Corona harus mewakili peluang untuk mempercepat transisi ke masa depan rendah karbon - tetapi mengatakan ini tidak terjadi cukup cepat.

"Sejauh ini, anggota G20 membelanjakan 50 persen lebih banyak untuk stimulus dan paket penyelamatan mereka di sektor-sektor yang terkait dengan produksi dan konsumsi bahan bakar fosil, daripada energi rendah karbon," kata Guterres.

Baca Juga: KALEIDOSKOP 2020: Ini 10 Aktor Korea Selatan Terbaik dan Teratas Sepanjang Tahun 2020

"Ini tidak bisa diterima. Triliunan dolar yang dibutuhkan untuk pemulihan Covid adalah uang yang kita pinjam dari generasi mendatang," katanya.

Pada malam KTT pada Jumat, tuan rumah bersama Inggris telah mengumumkan akan mengakhiri dukungan langsung pemerintah untuk proyek bahan bakar fosil di luar negeri, yang bertujuan untuk memacu langkah serupa oleh negara lain untuk mempercepat peralihan ke energi yang lebih bersih.

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: Channel New Asia


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x