Imbas Kerusuhan di Gedung Capitol, Perusuh di AS Diblokir dari Aplikasi Kencan Online

- 18 Januari 2021, 18:15 WIB
Jejak Pada Media Sosial Digunakan FBI Menangkap Demonstran Capitol Hill.*
Jejak Pada Media Sosial Digunakan FBI Menangkap Demonstran Capitol Hill.* /pixabay.com

PR PANGANDARAN - Kerusuhan di gedung Capitol, Amerika Serikat telah menjadi peristiwa yang dianggap megecewakan oleh sebagai warga Amerika.
 
Bahkan sejumlah platform media sosial mulai menghilangkan orang yang terkonfirmasi sebagai perusuh di gedung Capitol dari daftar pengguna mereka, termasuk aplikasi kencan online Tinder dan Bumble.
 
Kedua aplikasi tersebut telah memblokir pengguna yang terkonfirmasi merupakan pelaku kerusuhan di Capitol, Washington D.C pada 6 Januari lalu.
 
 
Aplikasi tersebut antara lain Bumble dan Match Group, perusahaan induk Tinder, Hinge OKCupid, Match dan Plenty of Fish.
 
Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Washington Post, kejadian bermula saat seorang perusuh membuat pengakuan pada Bloomberg bahwa akun Bumble miliknya disukai banyak orang saat ia memasang foto ketika melakukan kerusuhan di Capitol.
 
Karenanya, Bumble menghapus mereka yang dikonfirmasi menjadi pelaku kerusuhan dari aplikasi mereka, sebagai bentuk pencegahan provokasi.
 
 
"Yakin lah kami melarang konten apa pun yang mempromosikan terorisme atau kebencian ras," kata Bumble.
 
Sementara perwakilan Match, mewakili Tinder, menyatakan akan terus berkoordinasi dengan biro intelijan FBI untuk menghilangkan terorisme dari platform mereka.
 
Setelah kejadian di Capitol, muncul gerakan untuk mencari dan mengonfirmasi pelaku kerusuhan di aplikasi kencan, kemudian melapor ke FBI.
 
 
Bahkan, beberapa perempuan di Washington dilaporkan mengganti informasi pandangan politik di Bumble menjadi "konservatif" supaya bisa berinteraksi dengan perusuh.
 
Sejak itu, Bumble menghapus untuk sementara informasi mengenai pandangan politik dari aplikasi tersebut.
 
Telah diberitakan PikiranRakyat-Pangandaran.com sebelumnya, Pemblokiran para perusuh ini terjadi akibat adanya kerusuhan yang terjadi di gedung Capitol, Amerika Serikat.
 
 
Donald Trump bahkan diblokir terlebih dahulu sejak ia dianggap mengompori pawai di Capitol pada hari Rabu waktu setempat yang mengakibatkan kerusuhan yang disertai kekerasan. 
 
Twitter mengatakan bahwa setelah menilai tweet dalam konteks penyerbuan yang hebat di Capitol pada hari Rabu, Twitter menetapkan bahwa cuitan tersebut melanggar kebijakan Twitter Glorification of Violence dan merupakan penghapusan langsung dari platform.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x