Saat ini, Mike membantu tiga sampai empat keluarga dalam seminggu saat mereka pindah ke Inggris. Sekitar 60% dari mereka adalah keluarga dengan anak kecil, sementara sisanya adalah pasangan muda atau profesional muda.
Sedangkan Cindy, seorang pengusaha Hong Kong dan ibu dari dua anak kecil, tiba di London minggu lalu.
Di Hong Kong dia memiliki gaya hidup yang nyaman karena memiliki beberapa properti dengan suaminya dan bisnis yang dia jalankan berjalan dengan baik.
Namun kini, dia memutuskan untuk meninggalkan semuanya karena dia merasa bahwa kebebasan sedang terkikis, padahal dia ingin memastikan masa depan yang baik untuk anak-anaknya.
Cindy, yang berbicara dengan syarat dia hanya diidentifikasi dengan nama depannya karena khawatir akan pembalasan resmi, mengatakan penting untuk bergerak cepat karena dia khawatir Beijing akan segera menghentikan eksodus.
Baca Juga: Israel Setuju Transfer 5.000 dosis Vaksin Covid-19 ke Palestina, Setelah Sempat Dikritik WHO dan PBB
Di sisi lain, Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan minggu ini tawaran visa menunjukkan Inggris menghormati "ikatan sejarah yang mendalam" dengan Hong Kong, yang diserahkan ke Tiongkok dengan pemahaman akan mempertahankan kebebasan gaya Baratnya dan sebagian besar otonomi politiknya.
Namun ternyata Beijing mengatakan pada Jumat, pihaknya tidak akan lagi mengakui paspor Luar Negeri Inggris sebagai dokumen perjalanan atau bentuk identifikasi, dan mengkritik tawaran kewarganegaraan Inggris sebagai langkah yang "melanggar serius" kedaulatan Tiongkok.
Tidak jelas apa efek pengumuman itu karena banyak warga Hong Kong membawa banyak paspor.
Artikel Rekomendasi