Putra Presiden AS Sempat Kecanduan Narkoba, Kini Hunter Biden Siap Rilis Memoar 'Beautiful Things'

- 6 Februari 2021, 21:35 WIB
Hunter Biden putra Joe Biden.*
Hunter Biden putra Joe Biden.* /Yourtango

PR PANGANDARAN - Putra Presiden AS, Hunter Biden akan menceritakan detail perjuangan melawan alkohol dan kecanduan narkoba dalam sebuah memoar "Beautiful Things" yang dijadwalkan rilis pada April, penerbit Gallery Books mengumumkan pada hari Kamis.

Selain tentang perjuangan melawan alkohol dan kecanduan narkoba, penerbit Gallery Books menyatakan Putra Presiden AS, Hunter Biden juga akan menyoroti kematian saudaranya, Beau Biden dalam buku "Beautiful Things" yang akan rilis pada 6 April 2021, meski ia sering menjadi sasaran kemarahan konservatif AS

Lebih lanjut, Memoar "Beautiful Things" itu mengenang awal mula Putra Presiden AS Hunter Biden terperosok ke dalam penyalahgunaan zat hingga melalui jalan berliku menuju ketenangan bebas dari kecanduan narkoba.

Baca Juga: Di Tangerang Selatan, Seorang Istri Tega Bakar Suaminya, Polisi Ungkap Motifnya

Melansir dari Channel News Asia, Hunter Biden yang berusia 51 tahun telah diberhentikan dari dunia militer Angkatan Laut Reserve pada tahun 2014 setelah tes positif untuk kokain.

Pada Juli 2019, dia teringat pada majalah The New Yorker bagaimana tiga tahun sebelumnya seseorang menodongkan pistol ke kepalanya di Los Angeles setelah dia bertanya kepada seorang tunawisma di mana dia bisa membeli crack.

Presiden Biden telah teguh dalam dukungannya untuk Hunter beserta istrinya, Jill Biden yang memuji keputusan Hunter untuk menerbitkan otobiografinya.

"Kami mengagumi kekuatan dan keberanian putra kami Hunter untuk berbicara secara terbuka tentang kecanduannya sehingga orang lain dapat melihat diri mereka sendiri dalam perjalanannya dan menemukan harapan," ungkap mereka dalam pernyataan yang dibacakan oleh sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki.

Baca Juga: 80 Negara Buat Petisi Minta Keadilan Usai Kucing Wali Kota di Amerika Serikat Mati Dibunuh

Selama Pilpres AS 2020, Hunter menjadi fokus aktif serangan Donald Trump menjelang pemungutan suara 3 November 2020 untuk urusan bisnisnya di Ukraina dan Tiongkok.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah