Varian Baru Covid-19 di Inggris Lebih Mematikan, Ilmuwan Laporkan Risiko Kematian 71 Persen Lebih Tinggi

- 15 Februari 2021, 13:53 WIB
Ilustrasi Covid-19.*
Ilustrasi Covid-19.* /Freepik

PR PANGANDARAN - Belum lama ini pengakuan seorang ilmuwan pemerintah Inggris semakin membuktikan fakta bahwa varian virus corona yang pertama kali terdeteksi di Inggris lebih mematikan daripada Covid-19 asli, seketika ini menjadi sebuah tren yang menyoroti risiko fase baru pandemi ini.

Lebih lanjut, para ilmuwan itu mengatakan, bahwa ada "kemungkinan realistis" akan varian baru Covid-19 di Inggris itu lebih mematikan.

Sekarang klaim para ilmuwan itu dapat terlihat dalam dokumen baru yang mengatakan "kemungkinan" varian baru Covid-19 di Inggris lebih mematikan karena peningkatan risiko rawat inap dan kematian.

Baca Juga: Dituduh Sembunyikan Data Covid-19 ke Tim WHO, Tiongkok Membalas AS dengan Pernyataan Ini

Lebih lanjut, temuan terbaru para ilmuwan itu didasarkan pada studi yang kira-kira dua kali lebih banyak daripada penilaian sebelumnya, bahkan mencakup lebih banyak kematian akibat kasus varian baru Covid-19 yang dikenal sebagai B.1.1.7.

Bahkan kini, varian baru Covid-19 tersebut diketahui ada di 82 negara, dengan ilmuwan Amerika Serikat mengatakan bahwa itu bisa menjadi versi dominan virus di AS pada Maret.

Sebagian besar kasus varian baru Covid-19 sempat diklaim tidak berakibat fatal, tetapi saat itu para ilmuwan pemerintah hanya mengandalkan studi yang meneliti sebagian kecil dari keseluruhan kematian, sehingga sulit untuk menentukan seberapa besar peningkatan risiko yang mungkin terkait dengan varian tersebut.

Baca Juga: Tiongkok Sarkasme Sambut AS Bergabung Kembali ke WHO: Ini Bukan Pasar Malam yang Bebas Datang dan Pergi

Namun begitu, kini studi terkuat yang mereka andalkan memperkirakan bahwa varian itu bisa 30 persen hingga 70 persen lebih mematikan daripada virus aslinya.

Artinya, varian baru Covid-19 ini diperkirakan 30 persen hingga 50 persen lebih mudah ditularkan daripada virus aslinya, meski beberapa ilmuwan sekarang percaya virus itu bisa lebih menular dari itu.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Straits Times


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x