Tuntut Agar Hormati HAM, Negara G7 Kutuk Keras Serangan Militer Myanmar Terhadap Pengunjuk Rasa

- 23 Februari 2021, 18:45 WIB
Demonstran di Myanmar mengacungkan tiga jari sebagai tanda sikap pro-demokrasi sambil membawa potret PM Aung San Suu Kyi.
Demonstran di Myanmar mengacungkan tiga jari sebagai tanda sikap pro-demokrasi sambil membawa potret PM Aung San Suu Kyi. /Reuters/

PR PANGANDARAN - Negara-negara G7 mengatakan mereka 'dengan tegas mengutuk' kekerasan yang dilakukan oleh pasukan keamanan atau militer Myanmar terhadap pengunjuk rasa.

Mereka mendesak agar militer "menahan diri sepenuhnya dan menghormati Hak Asasi Manusia dan hukum internasional".

Blok negara-negara kaya - terdiri dari Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat serta Perwakilan Tinggi Uni Eropa - menegaskan kembali penentangan mereka terhadap kudeta militer di Myanmar pada 1 Februari dan tanggapan yang semakin keras terhadap demonstrasi menentangnya.

Baca Juga: Boy William Sindir Bintang Tamunya yang Sensitif sampai Minta Berhenti Syuting: Buang-Buang Waktu Aja!

"Penggunaan amunisi langsung terhadap orang yang tidak bersenjata tidak dapat diterima. Siapapun yang menanggapi protes damai dengan kekerasan harus dimintai pertanggungjawaban," kata menteri luar negeri G7 dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Channel News Asia.

"Kami mengutuk intimidasi dan penindasan terhadap mereka yang menentang kudeta. Kami menyampaikan keprihatinan kami pada tindakan keras terhadap kebebasan berekspresi, termasuk melalui pemadaman Internet dan perubahan kejam terhadap undang-undang yang menekan kebebasan berbicara."

G7 menyerukan diakhirinya "penargetan sistematis" para pengunjuk rasa, dokter, masyarakat sipil dan jurnalis dan agar junta militer mencabut keadaan darurat yang dinyatakan.

Baca Juga: Ayah asal New York Tiba-tiba Meninggal Usai Menebak Jenis Kelamin Anaknya, Apa Penyebabnya?

Ia juga mendesak militer Myanmar untuk mengizinkan akses kemanusiaan penuh untuk mendukung mereka yang paling rentan.

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: Channel New Asia


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x