Muslim Prancis Kembali Dilarang Memakai Hijab, Kampanye 'Hands Off My Hijab' Mencuat dari Berbagai Negara

- 8 April 2021, 11:00 WIB
Beberapa wanita muslim yang kampanyekan 'Hands Off My Hijab' di media sosial untuk menolak kebijakan larangan mengenakan hijab.
Beberapa wanita muslim yang kampanyekan 'Hands Off My Hijab' di media sosial untuk menolak kebijakan larangan mengenakan hijab. /Kolase foto Instagram.com/@rawdis/@ashwaaqfidar

PR PANGANDARAN - Umat Muslim di Prancis kembali dilarang mengenakan hijab yang memicu kampanye 'Hands Off My Hijab' mencuat di berbagai negara.

Sebelumnya senat Prancis sempat mengeluarkan voting untuk melarang wanita Muslim memakai hijab.

Voting dilakukan pada akhir bulan Maret 2021 dan menyatakan melarang wanita Muslim di bawah 18 tahun memakai hijab di tempat umum.

Baca Juga: Indikasi Perang Akan Pecah, Tiongkok Kirim Jet Tempur, Menlu Taiwan: Kami Akan Berperang Jika Perlu

Diketahui aturan melarang wanita memakai hijab tesebut pun muncul di tengah tindakan keras terhadap gerakan 'separatisme Islam'.

Aturan tersebut dinilai dapat membentuk kelompok tandingan untuk melawan pemerintah Prancis. Karena komunitas Islam di Prancis sendiri memiliki jumlah yang besar.

Dilansir dari SBS News, peraturan tersebut juga mencakup larangan bagi para ibu rumah tangga untuk memakai jilbab saat mengantar anak-anak mereka menuju sekolah, serta larangan untuk memakai burkini atau baju renang muslimah di kolam renang umum.

Baca Juga: Jual Perkakas Bekas Kisaran Rp50 Ribu, Pinkan Mambo: Dulu Kebanyakan Uang, Sampai Bingung Habisinnya Gimana

Aturan pelarangan penggunaan hijab tersebut merupakan bagian dari RUU 'anti-separatisme' yang lebih luas.

Meskipun belum resmi menjadi undang-undang, RUU tersebut telah mendapat banyak kritik dan cemoohan dari para kritikus termasuk dari Australia.

Kelompok yang menentang adanya larangan penggunaan hijab menyebut bahwa hal tersebut merupakan pengikisan kebebasan beragama bagi muslim di Prancis dan seluruh negara di Eropa. Selain Prancis, berbagai negara di Eropa juga diketahui melarang penggunaan pakaian muslim di tempat umum.

Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta Kamis 8 April 2021: Nasib Elsa Semakin Runyam oleh Ricky, Andin dan Al Malah Bahagia

Sebelumnya, negara Prancis pernah melarang penggunaan hijab di tempat umum pada tahun 2011.

Selain itu di beberapa negara seperti Belanda, Austria, Denmark, dan Bulgaria juga telah melarang penggunaan penutup wajah atau cadar dalam beberapa tahun terakhir.

Prancis mengeluarkan peraturan keras terhadap muslim dalam bentuk RUU 'anti-separatisme' karena negara tersebut menjunjung tinggi sekularisme yang mengutamakan pencegahan agama masuk ke dalam area pemerintahan.

Baca Juga: Ayu Ting Ting hingga Memes, Ahli Tarot Bongkar Pilihan Billy Syahputra Sebenarnya

Menanggapi hal tersebut, para pemimpin Kristen juga ikut menyuarakan kekhawatiran bahwa RUU anti-separatisme akan memberlakukan pembatasan beragama yang tidak semestinya.

Namun di sisi lain, partai Republik dan partai Barisan Nasional sayap kanan mendorong RUU tersebut agar semakin membatasi pemakaian jilbab di depan umum.

Hal tersebut kemudian menjadi perdebatan yang sangat sengit menyusul serangkaian kontroversi tentang Islam.

Baca Juga: Masyarakat Inggris Ingin Pangeran Harry Copot Gelar Kerajaan, Tanda Disingkirkan dari Garis Tahta ?

Sedangkan dari sisi para muslim, mereka mengecam keras kebijakan larangan penggunaan jilbab tersebut.

Salah satunya ada wanita Amerika yang menjadi atlet anggar dan menjadi muslim pertama negara tersebut yang memakai hijab saat bertanding di Olimpiade bernama Ibtihaj Muhammad.

Ia mengatakan bahwa larangan memakai jilbab yang dikeluarkan Senat Prancis sama saja dengan "Islamofobia tertulis dalam undang-undang".

Baca Juga: Punya Rp500 Ribu dan Dapat Souvenir Rp2 Juta, Edho Zell Ngaku Tak Jadi Ngamplop di Pernikahan Atta - Aurel

Artikel ini telah tayang sebelumya di Portaljember.pikiran-rakyat.com dengan judul 'Prancis Larang Muslim di Bawah 18 Tahun Pakai Jilbab yang Picu Kampanye 'Hands Off My Hijab''.

"Inilah yang terjadi ketika Anda menormalkan ujaran kebencian anti-Islam dan anti-Muslim, bias, diskriminasi, dan kejahatan kebencian,” tulis Ibtihaj Muhammad di Instagram.

Terdapat juga aktivis Amerika Serikat, Amani al-Khatahtbeh, yang turut menolak larangan berhijab dan menulis cuitan: "Tidak ada pemerintah yang mengatur bagaimana seorang wanita dapat berpakaian, apakah akan tetap memakai atau melepasnya".

Baca Juga: Jadwal TV Kamis, 8 April 2021: SCTV, ANTV, NET TV, dan RCTI, Ada Indonesia's Next Top Model

Dalam memprotes larangan berhijab tersebut, Amani bersama dengan para muslim lain ikut menggerakkan kampanye global "Hands Off My Hijab" untuk menghentikan diskriminasi agama di dunia.

Mereka turut mengkampanyekannya dengan memposting foto di media sosial sembari menuliskan kalimat "Hands Off My Hijab" di telapak tangan.

Lalu muslim di Australia menyebut larangan penggunaan jilbab di Prancis akan semakin meminggirkan komunitas yang sudah rentan di negara tersebut dan dapat memperburuk keadaan.

Baca Juga: Jadwal TV Kamis, 8 April 2021: Indosiar, Trans TV, dan Trans7, Ada LIDA 2021 Top 56 dan Lapor Pak!

"Ini adalah serangan terhadap kebebasan Muslim untuk beribadah kepada kebebasan beragama mereka, dan itu jelas meminggirkan komunitas Muslim Prancis lebih jauh," ucap Presiden Dewan Islam Victoria Adel Salman kepada SBS News.

“Minoritas Muslim di Prancis dan tempat lain merasa bahwa mereka dikucilkan, merasa bahwa mereka adalah warga negara kelas dua itu akan menciptakan ketegangan," tambah Victoria Adel Salman.

"Pesan dari pemerintah dan pemimpin Prancis di sini adalah bahwa Muslim, atau ke-Muslim-an, atau identitas Muslim, tidak diterima," pungkasnya.*** (Woro Auliadana Balkis/Portaljember.pikiran-rakyat.com).

Editor: Imas Solihah

Sumber: Portal Jember


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x