Sebut Peduli, Ibu di Tiongkok Tega Menyiksa Putrinya Gegara Tak Ikuti Standar Belajarnya

- 25 April 2021, 19:00 WIB
Seorang gadis di Tiongkok disiksa karena tak mengikuti standar belajar sang ibu.*
Seorang gadis di Tiongkok disiksa karena tak mengikuti standar belajar sang ibu.* /PIXABAY/

PR PANGANDARAN - Seorang ibu asal Nantong, Provinsi Jiangsu, Tiongkok mengatakan bahwa ia peduli dengan putrinya.

Hal itu disampaikan setelah ibu itu menyiksa putrinya yang berusia 12 tahun, karena tidak 'memperhatikan' pelajaran di sekolahnya, serta tak mengikuti standar belajar sang ibu.

Menurut China Press, pengadilan membuat keputusan pada 20 April yang menyatakan bahwa nenek gadis berusia 12 tahun itu akan menjadi pelindungnya.

Baca Juga: MUI Menghimbau Umat Muslim Seluruh Indonesia Menggelar Salat Gaib untuk Awak Kapal Selam Nanggala 402

Hal ini dilakukan sebagai jaminan atas perbuatan ibunya yang terus menerus menyiksanya.

Gadis 12 tahun itu diketahui bernama Jiajia. Ia merupakan siswa kelas 6 SD.

Ketika ia berusia 4 tahun, kedua orang tuanya memutuskan untuk bercerai. Jiajia pun hidup bersama sang ibu.

Baca Juga: Buktikan sedang Haid, Siswa di Malaysia Diminta Buka Celana Dalam di Hadapan Murid Lainnya

Meskipun kakek-nenek Jiajia tidak tinggal bersamanya, namun mereka sering mengantar dan menjemput Jiajia dari sekolahnya.

Pada 2018, neneknya mulai menyadari bahwa ada banyak luka mengerikan di bagian wajah dan badan Jiajia.

Setelah bertanya pada Jiajia, gadis itu mengakui bahwa ibunya seringkali memberikan pekerjaan rumah (PR) tambahan.

Baca Juga: Ditolak Masuk Indonesia, 32 Warga Negara India Dipulangkan Pihak Imigrasi

Ketika Jiajia tidak bisa menyelesaikan PR-nya tepat waktu, maka ibunya akan memakinya atau bahkan memukulnya.

Pada April 2020, ibu Jiajia melemparkan buku padanya, karena ia tidak mampu menceritakan teks yang ia baca dengan baik.

Akibatnya kepada Jiajia menjadi bengkak. Melihat cucunya kerap kali terluka, nenek Jiajia akhirnya memanggil polisi untuk meminta pertolongan.

Tetapi, karena luka Jiajia tidak parah, maka polisi hanya memberikan ibunya surat peringatan.

Baca Juga: Sebelum Tenggelam, Nyai Ratu Kidul Terawang Awak KRI Nanggala 402 Panik Gegara Hal ini

Meskipun telah mendapatkan surat peringatan, hal itu tidak menghentikan sang ibu menyiksa Jiajia.

Pada Januari 2021, ia menggores wajah Jiajia dengan kukunya, karena tidak menyelesaikan tesnya.

Kemudian pada bulan Maret, ia menggunakan spatula panas dan menempelkannya pada tangan Jiajia, karena ia tidak menyelesaikan PR-nya.

Baca Juga: Tak Ada Firasat, Dosen Unusa Diantar Suami ke Rumah Orang Tua Sebelum Pamit Jadi Juru Diesel KRI Nanggala 402

Ia bahkan ingin memaksa Jijia menguasai bahasa Inggris setara perguruan tinggi dan memukulinya jika merasa tidak puas.

Nenek Jiajia mengatakan dia mendapatkan telepon dari cucunya di malam hari. Jiajia mengatakan ia tidak diberi makan oleh ibunya.

Lebih lanjut, Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari World of Buzz, kekerasan itu mengakibatkan Jiajia menderita secara fisik maupun mental.

Baca Juga: Jokowi Minta Seluruh Rakyat Indonesia Doakan Korban Kapal Selam KRI Nanggala 402

Jiajia bahkan tidak lagi ingin pergi ke sekolah usai perlakuan mengerikan dari ibunya itu.

Sementara itu, ayah Jiajia telah diminta untuk merawat putrinya, namun ia tidak dapat melakukannya sebab tidak memiliki tempat tinggal yang tetap.

Ayahnya pun tidak dapat menjamin bahwa ia dapat memberikan kehidupan yang lebih baik bagi Jiajia.

Pengadilan akhirnya menetapkan nenek Jiajia sebagai orang yang bertanggung jawab secara legal atas Jiajia.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: World Of Buzz


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x