PR PANGANDARAN - Di Korea Selatan, kejahatan seks digital kini telah merajalela hingga mempengaruhi kualitas hidup wanita dan anak perempuan.
Tak jarang, korban yang merupakan wanita dan anak-anak itu mengatakan mereka ingin bunuh diri atau meninggal Korea Selatan karena kejahatan seks digital yang kian meluas, kata Human Right Watch (HRW).
Korea Selatan telah menjadi pusat spycam global - penggunaan kamera kecil tersembunyi untuk merekam korban telanjang, buang air kecil atau berhubungan seks.
Baca Juga: Sebut Hanya Tuduhan Sepihak, Myanmar Tolak Resolusi PBB Desak Embargo Senjata
Kasus-kasus lain melibatkan foto-foto intim yang bocor tanpa izin, atau pelecehan seksual seperti pemerkosaan yang terekam kamera dan video yang dibagikan secara online.
Korban sering mengalami trauma lebih lanjut dan menjadi "tenggelam dalam pelecehan" oleh pertemuan dengan polisi dan pejabat peradilan lainnya, dan dengan harapan bahwa mereka harus mengumpulkan bukti dan memantau internet untuk penampilan baru gambar diri mereka, Human Rights Watch yang berbasis di AS ( HRW) mengatakan dalam sebuah laporan.
“Kejahatan seks digital telah menjadi begitu umum, dan sangat ditakuti, di Korea Selatan sehingga mempengaruhi kualitas hidup semua wanita dan anak perempuan,” Heather Barr, penulis laporan tersebut, mengatakan dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Reuters.
“Perempuan dan anak perempuan memberi tahu kami bahwa mereka menghindari menggunakan toilet umum dan merasa cemas dengan kamera tersembunyi di depan umum dan bahkan di rumah mereka. Sejumlah besar penyintas kejahatan seks digital mengatakan bahwa mereka telah mempertimbangkan untuk bunuh diri," ungkapnya.
Artikel Rekomendasi