Bocah 12 Tahun Etnis Rohingya Alami Perjalanan Berbahaya, Lari dari Myanmar ke Kamp Pengungsi Bangladesh

- 22 Juni 2021, 11:45 WIB
Seorang bocah 12 tahun keturunan etnis Rohingya cerita perjalanan berbahaya. lari dari Myanmar ke kamp pengungsi di Bangladesh.
Seorang bocah 12 tahun keturunan etnis Rohingya cerita perjalanan berbahaya. lari dari Myanmar ke kamp pengungsi di Bangladesh. //REUTERS/

PR PANGANDARAN - Jika mengingat tahun 2017 adalah tahun terkelam bagi etnis Rohingya di Myanmar yang berusaha 'dimatikan' oleh militer negara itu, sehingga banyak dari mereka yang melarikan diri ke negara-negara tetangga.

Salah satu yang melarikan diri itu adalah Zoora, keturunan etnis Rohingya yang masih bocah 12 tahun yang tiba di kamp pengungsi Kutupalong di Bangladesh, padahal daerah itu banyak pedagang seks berkeliaran bebas.

Zoora pun berbagi kisah luar biasa mereka di Podcast Sky News 'War Child' untuk menceritakan pengalaman sebagai bocah 12 tahun keturunan etnis Rohingya yang melarikan diri dari siksaan militer Myanmar.

Baca Juga: Nasib Shio Tikus, Shio Kerbau, dan Shio Macan 22 Juni 2021: Tempat Kerja Jadi Ajang Menantang Pribadimu!

"Dia adalah gadis yang tidak pernah saya lupakan, yang pertama kali saya temui pada tahun 2017 di kamp pengungsi Kutupalong di Bangladesh," ungkap Aish Joshi, seorang jurnalis Sky News yang menemukan Zoora saat tengah meliput di Bangladesh.

"Anak-anak Rohingya seperti Zoora telah melihat hal-hal yang tidak boleh dilihat oleh anak-anak. Dia selamat dari pembantaian di Tula Toli di mana ratusan orang dibantai," jelasnya

Lebih detailnya, bocah 12 tahun itu menyaksikan orang tuanya dibunuh di tangan tentara Myanmar.

Baca Juga: Terawang Shio Kelinci, Shio Naga, dan Shio Ular 22 Juni 2021: Ada Kesempatan Dekati Atasan, Peluang Promosi!

Sedangkan Zoora secara pribadi bersedia berbagi kisahnya secara lengkap untuk pertama kalinya di podcast War Child tersebut.

"Saya ingat itu hari Rabu ketika militer datang, mereka mulai menembak... orang-orang mulai melompat ke sungai dan saya juga melompat," ungkap Zoora berusaha mengingat kenangan kelam itu lagi.

"Saya mendapat cedera peluru di dekat pinggul saya di sisi belakang. Saya mengambang di atas air. Kemudian saya ditemukan terbaring, di dekat tepi sungai tidak sadarkan diri," jelasnya terbata penuh pilu.

Baca Juga: Kabar Duka, Steven Kaligis Vokaslis Steven and Coconut Treez Meninggal Dunia

Dari orang tua dan lima saudara kandungnya, Zoora dan adik laki-lakinya adalah satu-satunya yang selamat dari pembantaian itu.

"Setelah saya mendapat cedera peluru, saya pikir saya akan mati," katanya.

"Saya tidak bisa mentolerir rasa sakit dan terbakar di daerah saya yang terluka. Orang-orang menggendong saya dan memberi saya makanan tapi saya tidak bisa makan," tambahnya.

Baca Juga: Tolak Ikut Olimpiade Tokyo, Tim Demonstrasi Taekwondo Dunia Dapat Golden Buzzer di 'America's Got Talent'

Zoora sedang dalam perjalanan ke sebuah kamp pengungsi yang luas di Bangladesh yang akan menjadi rumah bagi puluhan ribu orang Rohingya.

"Pemahaman saya tentang perjalanan Zoora adalah, itu akan mirip dengan yang dilakukan oleh ribuan pengungsi," Ashish menjelaskan.

"Itu akan naik gunung, melalui hutan, melintasi hutan, dan mengarungi labirin sungai.

"Kami tahu bahwa perbatasan di beberapa tempat ditambang secara besar-besaran oleh tentara Myanmar."

Zoora tiba di Bangladesh setelah perjalanan tiga hari dan dibawa ke rumah sakit sebelum dia tiba di kamp Kutupalong.

Baca Juga: Ikatan Cinta Selasa, 22 Juni 2021: Ibu Maharani Bantu Aldebaran Cari Bukti Elsa Bersalah

Adapun pertemuan Ashish dan Zoora terjadi saat Ashish Joshi dikirim untuk meliput di kamp pengungsi di Bangladesh hingga bertemu Zoora berjongkok dengan satu lutut, terseok-seok dari sisi ke sisi.

Gadis kecil yang trauma itu tidak melakukan kontak mata dengan mudah, tetapi dengan suara yang lembut dan terbata-bata, dia mulai memberi tahu Ashish apa yang terjadi pada keluarganya.

Ashish telah menjadi jurnalis selama lebih dari 25 tahun dan telah menyaksikan langsung kengerian di seluruh dunia.

Baca Juga: Minta Doa pada Ashanty, Anang Hermansyah akan Menjalani Operasi: Doakan ya Sayang!

Namun hanya beberapa jam setelah bertemu gadis itu, Ashish bertemu dengan seorang pedagang seks bernama "Kasim".

"Saya ingat dia berkata 'Saya tidak pernah memilikinya dengan sangat baik, ini adalah hasil yang mudah, ini adalah yang termudah yang pernah kami miliki ..."

"Ya Tuhan, dia berbicara tentang anak-anak seperti Zoora," pungkas Ashish mengakhiri dalam hati penuh kengerian.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Sky News


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x