PBB Sebut Konflik Senjata di Myanmar Memaksa 230.000 Orang Mengungsi

- 25 Juni 2021, 15:30 WIB
Bendera Myanmar.
Bendera Myanmar. /Pixabay.com/David Peterson

PR PANGANDARAN - Sebanyak 230.000 orang telah mengungsi akibat konflik senjata dan kekerasan di Myanmar tahun ini dan membutuhkan bantuan, kata badan kemanusiaan PBB pada Kamis, 24 Juni 2021.

Myanmar telah berada dalam krisis sejak kudeta 1 Februari 2021 menggulingkan pemerintah terpilih, memicu kemarahan nasional yang telah menyebabkan protes, pembunuhan dan pemboman, dan pertempuran di beberapa front antara pasukan dan tentara sipil yang baru dibentuk.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), mengatakan operasi bantuan sedang berlangsung tetapi terhalang oleh bentrokan bersenjata, kekerasan dan ketidakamanan di negara itu.

Baca Juga: Potret Rumah Baru Amanda Manopo, Ada Kolam Renang di Atas Atap ala Kediaman Korea Modern

Dikatakan 177.000 orang mengungsi di negara bagian Karen yang berbatasan dengan Thailand, 103.000 pada bulan lalu.

Sementara lebih dari 20.000 orang berlindung di 100 daerah pengungsian setelah pertempuran antara Pasukan Pertahanan Rakyat dan tentara di Negara Bagian Chin yang berbatasan dengan India.

Beberapa ribu orang telah melarikan diri dari pertempuran di negara bagian Kachin dan Shan utara, wilayah dengan tentara etnis minoritas yang mapan dengan sejarah panjang permusuhan dengan militer.

Baca Juga: BTS Ungkap Member yang Paling Dewasa, Jimin Paling 'Bayi'

Persatuan Nasional Karen (KNU), salah satu kelompok etnis minoritas tertua di Myanmar, menyatakan keprihatinan tentang hilangnya nyawa warga sipil, meningkatnya kekerasan dan penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh militer di seluruh Myanmar.

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x