Junta Militer Kirim Surat Ancaman ke Mahasiswa Myanmar di Australia, Menuntut Mereka Berjanji Ini

- 28 Juni 2021, 19:45 WIB
Sebuah surat ancaman penuh intimidasi datang dari junta militer untuk mahasiswa Myanmar di Australia, termasuk berjanji ini untuk mereka.
Sebuah surat ancaman penuh intimidasi datang dari junta militer untuk mahasiswa Myanmar di Australia, termasuk berjanji ini untuk mereka. /Pixabay/jorono

PR PANGANDARAN - Kelompok mahasiswa Myanmar menuduh kedutaan negaranya di Canberra, Australia melakukan intimidasi dengan mengirim surat kepada para sarjana, lengkap dengan menuntut mereka berjanji setia kepada junta militer.

Selain berjanji setia pada junta militer, surat itu juga meminta para mahasiswa penerima beasiswa untuk menyatakan diri tidak terlibat dalam gerakan pembangkangan sipil yang meledak setelah kudeta militer Myanmar pada 1 Februari 2021 lalu.

Lebih lanjut, surat yang menuntut setia pada junta militer itu juga tertuju pada mahasiswa yang belajar dengan beasiswa pemerintah Australia, banyak di antaranya adalah pejabat pemerintah Myanmar.

Baca Juga: Iri Singapura Anggap Covid-19 Bak Flu Biasa, Netizen Disemprot dr. Tirta: Anda Bandingkan dengan Indonesia?

Dalam detailnya, surat itu mengatakan penerima harus berjanji bahwa mereka tidak berpartisipasi dalam gerakan pembangkangan sipil ... dan tidak menghasut siapa pun untuk berpartisipasi.

Mereka juga harus berjanji bahwa mereka akan tetap setia dan tunduk kepada pemerintah Myanmar dan bahwa mereka tidak memposting yang melawan junta militer Myanmar di media sosial masing-masing.

Lebih dari itu, mereka pun diperingatkan akan "dikenakan hukuman berdasarkan undang-undang dan aturan yang ada" jika mereka memberikan informasi palsu atau jika mereka gagal menjawab sebelum batas waktu 7 Juli 2021.

Baca Juga: Lirik Lagu Paint The Town - LOONA Lengkap Terjemahan Bahasa Indonesia

Sontak saja, banyak mahasiswa yang berlatar belakang pejabat Pemerintah Myanmar menjadi ketakutan dengan surat ancaman itu.

"Saya merasa mereka mengancam kami untuk mendukung mereka dengan membatasi hak kami atas kebebasan berekspresi dan berpendapat," kata seorang cendekiawan.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: ABC Australia


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x