PR PANGANDARAN - Kelompok mahasiswa Myanmar menuduh kedutaan negaranya di Canberra, Australia melakukan intimidasi dengan mengirim surat kepada para sarjana, lengkap dengan menuntut mereka berjanji setia kepada junta militer.
Selain berjanji setia pada junta militer, surat itu juga meminta para mahasiswa penerima beasiswa untuk menyatakan diri tidak terlibat dalam gerakan pembangkangan sipil yang meledak setelah kudeta militer Myanmar pada 1 Februari 2021 lalu.
Lebih lanjut, surat yang menuntut setia pada junta militer itu juga tertuju pada mahasiswa yang belajar dengan beasiswa pemerintah Australia, banyak di antaranya adalah pejabat pemerintah Myanmar.
Dalam detailnya, surat itu mengatakan penerima harus berjanji bahwa mereka tidak berpartisipasi dalam gerakan pembangkangan sipil ... dan tidak menghasut siapa pun untuk berpartisipasi.
Mereka juga harus berjanji bahwa mereka akan tetap setia dan tunduk kepada pemerintah Myanmar dan bahwa mereka tidak memposting yang melawan junta militer Myanmar di media sosial masing-masing.
Lebih dari itu, mereka pun diperingatkan akan "dikenakan hukuman berdasarkan undang-undang dan aturan yang ada" jika mereka memberikan informasi palsu atau jika mereka gagal menjawab sebelum batas waktu 7 Juli 2021.
Baca Juga: Lirik Lagu Paint The Town - LOONA Lengkap Terjemahan Bahasa Indonesia
Sontak saja, banyak mahasiswa yang berlatar belakang pejabat Pemerintah Myanmar menjadi ketakutan dengan surat ancaman itu.
"Saya merasa mereka mengancam kami untuk mendukung mereka dengan membatasi hak kami atas kebebasan berekspresi dan berpendapat," kata seorang cendekiawan.
Artikel Rekomendasi