"Spekulasinya, ini bisa diperluas ke penerima beasiswa Australia Awards lebih lanjut dan bahkan mahasiswa yang kuliah di sini dengan biaya sendiri," katanya.
"Siswa Myanmar menyebut Australia sebagai rumah sementara mereka, dan mereka sekarang merasa tidak aman dan tidak nyaman."
Untuk itu, para mahasiswa Myanmar meminta Australia untuk menunjukkan dukungan kepada mereka dengan mengambil sikap yang lebih kuat terhadap rezim militer, bahkan jika perlu memukul anggota tinggi rezim militer dengan sanksi baru.
Sementara itu, Pemerintah federal ternyata telah menangguhkan kerja sama militer dengan Myanmar setelah kudeta dan mengalihkan bantuan dari junta militer, meskipun belum memberikan sanksi baru kepada para jenderal yang berkuasa.
Juga dijanjikan bahwa warga negara Myanmar dengan visa jangka pendek akan dapat memperpanjang masa tinggal mereka di Australia , dan tidak akan dipaksa untuk kembali ke rumah saat keadaan tidak aman.
Baca Juga: Hantam Fasilitas Milisi di Suriah, Serangan Udara AS Dapat Dukungan dari Dua Negara Ini
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia mengatakan bahwa banyak pejabat Australia merasa prihatin dengan kedatangan surat ancaman pada mahasiswa di negeri Kanguru itu.
"Pemerintah Australia secara konsisten menyatakan kecamannya terhadap situasi di Myanmar, termasuk kekerasan dan penindasan yang sedang berlangsung. Kami berkomitmen kuat untuk mendukung rakyat Myanmar," kata juru bicara itu.
Kemudian, seorang anggota parlemen dari Partai Liberal, Dave Sharma menyebut surat dari kedutaan itu sebagai "campur tangan besar-besaran dalam urusan dalam negeri Australia."
Artikel Rekomendasi