PR PANGANDARAN - Setelah Amerika Serikat (AS) memberi tawaran perlindungan sementara bagi orang-orang dari Hong Kong, Kementerian Luar Negeri China menyebut itu sebagai upaya sia-sia untuk stigmatisasi.
Adapun pernyataan dari Kementerian Luar Negeri China di Hong Kong muncul beberapa jam setelah Presiden AS Joe Biden membuat tawaran perlindungan itu sebagai tanggapan atas langkah Beijing yang semakin memperketat kendali untuk menghancurkan oposisi pro-demokrasi.
Untuk itu, Joe Biden menandatangani sebuah memorandum yang memungkinkan orang-orang dari Hong Kong yang saat ini tinggal di AS untuk tinggal dan bekerja di negara itu selama 18 bulan, sebagai perlindungan sementara bagi mereka yang terdampak undang-undang keamanan nasional baru Hong Kong.
Baca Juga: Jepang Capai Satu Juta Kasus Covid-19, Bahkan Lonjakan Terjadi di Luar Tokyo
Lebih jauh lagi, hal itu terjadi ketika China dan AS berselisih mengenai berbagai kebijakan luar negeri dan masalah perdagangan.
Tak lama berselang, Kementerian Luar Negeri China mengatakan langkah Biden sebagai upaya memfitnah dan menodai hukum keamanan nasional Hong Kong, secara telanjang campur tangan dalam urusan Hong Kong dan urusan dalam negeri China, dan secara terang-terangan menginjak-injak hukum internasional dan norma-norma dasar hubungan internasional.
AS pun disebut menenun kebohongan dan memfitnah undang-undang keamanan nasional Hong Kong, secara terang-terangan memperindah kekacauan anti-China di Hong Kong, dan dengan lancang menawarkan apa yang disebut tempat berlindung yang aman.
"Ini adalah upaya sia-sia untuk menstigmatisasi Hong Kong. Kong, menstigmatisasi China, dan tidak berhenti untuk melemahkan Hong Kong melalui tindakan kecil,” tegas rilis pernyataan Kementerian Luar Negeri China itu.
Bahkan, Kementerian Luar Negeri China menyebut orang-orang Hong Kong dan China akan menanggapi tindakan AS itu sebagai manipulasi politik yang tidak tahu malu dan ditakdirkan akan gagal.
Artikel Rekomendasi