Soal Presiden Afghanistan Kabur hingga Diambil Alih Taliban, Ashraf Ghani: Jika Saya Tinggal, Banyak Darah...

- 19 Agustus 2021, 22:10 WIB
Soal Presiden Afghanistan yang kabur hingga negaranya diambil alih Taliban, begini kata Ashraf Ghani yang beberkan alasan ini.
Soal Presiden Afghanistan yang kabur hingga negaranya diambil alih Taliban, begini kata Ashraf Ghani yang beberkan alasan ini. /Reuters/Omar Sobhani

PR PANGANDARAN - Pada akhir pekan lalu, publik dunia digegerkan dengan kabar Taliban yang berhasil menguasai Afghanistan setelah Presiden Ashraf Ghani memilih kabur ke tempat persembunyiannya.

Namun kini, Presiden Afghanistan yang terguling itu, Ashraf Ghani diketahui sedang berada di pengasingan di Uni Emirat Arab, mengklaim informasi yang beredar adalah bohon dan sama sekali tidak berdasar, tepatnya informasi tentang dia membawa sejumlah besar uang ketika kabur dari negara yang dipimpinnya.

Sebagai informasi, ketika Taliban sudah menguasai hampir seluruh negaranya, Ashraf Ghani dilaporkan kabur dari ibu kota Afghanistan dengan empat mobil dan sebuah helikopter penuh uang tunai dan harus meninggalkan sebagian karena tidak semuanya muat.

Baca Juga: Makhluk Mitologi Antaboga dalam Karya 'Wonderland Indonesia' Alffy Rev Tak Sembarang, Ini Penjelasannya

Secara detail, duta besar Afghanistan di Tajikistan mengklaim pria berusia 72 tahun itu melarikan diri dengan $ 169 juta (£ 123 juta) dari dana negara dan meminta polisi internasional untuk menangkapnya.

Mohammad Zahir Aghbar menuduh mantan presiden mencuri $ 169 juta dari kas negara dan menggambarkan pelariannya sebagai pengkhianatan terhadap negara dan bangsa.

Sebelumnya pun telah dilaporkan bahwa Ashraf Ghani awalnya ingin pergi ke Tajikistan dari Afghanistan saat kabur dari serangan Taliban di Kabul.

Baca Juga: Gelar 'Mercusuar HAM' AS Rusak di Afghanistan, Video Pesawat Dikepung Rakyat Ini Jadi Ironi

Berbicara dalam siaran langsung di halaman Facebook resminya, Ashraf Ghani mengatakan harus meninggalkan negaranya untuk mencegah pertumpahan darah.

Dia mengatakan "dipaksa" meninggalkan Kabul, menurut terjemahan oleh stasiun TV Al Jazeera.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Sky News


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x