Atas sebab itu, Wang menilai AS munafik, menuduh China tidak transparan dalam mengungkap asal usul Covid-19, tetapi sambil tetap mengelak dan menghalangi tentang penelusuran asal di tanahnya sendiri.
Sedangkan sebuah outlet media AS Palm Beach Post dan Miami Herald melaporkan fakta tersembunyi, unggahan data yang dihapus oleh Departemen Kesehatan Florida di situs web, ternyata terkait dengan 171 pasien lokal yang memiliki gejala atau dites positif Covid-19 pada Januari dan Februari 2020.
"Sudah saatnya Departemen Kesehatan menjadikan transparansi sebagai prioritas lagi," desak editorial Miami Herald pada bulan Juni.
Baca Juga: Bersahabat dengan Agnez Mo, Greysia Polii Ungkap Berawal Karena Hal Ini: Gue Ngerasa Kayak...
Terlebih lagi, sebuah studi oleh CDC negara itu menemukan bahwa dari 7.389 sampel darah yang dikumpulkan antara 13 Desember 2019 dan 12 Januari 2020, 106 mengandung antibodi Covid-19.
Namun, proyek pelacakan dilaporkan dihentikan oleh pejabat senior pemerintah AS dan sejumlah besar sampel darah disegel.
Di sisi lain, Wang mengklaim China telah mengundang pakar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dua kali untuk studi penelusuran asal, dan hasil penelitian otoritatif telah diterbitkan bersama oleh para ahli China dan WHO.
Baca Juga: Terungkap Nama Lengkap Prilly Latuconsina usai Meraih Gelar Sarjana: Akhirnya Berhasil
Dengan demikian, China mendesak pihak AS untuk menghentikan permainan menyalahkan dan menghujat, dan merilis data yang berkaitan dengan kasus-kasus awal.
"AS harus mengundang pakar WHO ke negara itu untuk melakukan penelitian penelusuran asal usul sesegera mungkin, dan memberikan pertanggungjawaban ilmiah dan adil kepada komunitas internasional dan rakyat AS," pungkasnya.***
Artikel Rekomendasi