China Beri Janji untuk Taliban, Tetap Buka Kedutaan di Kabul dan Tingkatkan Bantuan Kemanusiaan

- 4 September 2021, 10:10 WIB
Bendera China. Informasinya, empat WNA China tersebut melakukan aktivitas di area tambang emas, di Cihaur, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi.  Keempatnya diamankan lantaran adanya kecurigaan warga setempat.
Bendera China. Informasinya, empat WNA China tersebut melakukan aktivitas di area tambang emas, di Cihaur, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi. Keempatnya diamankan lantaran adanya kecurigaan warga setempat. /REUTERS/Tingshu Wang

Menteri luar negeri Qatar mengatakan negara Teluk itu bekerja dengan Taliban untuk membuka kembali bandara Kabul untuk lalu lintas internasional sesegera mungkin, sementara Turki mengatakan pihaknya juga sedang mengevaluasi proposal dari Taliban dan lainnya untuk peran dalam menjalankan bandara.

Western Union dan Moneygram keduanya mengatakan mereka melanjutkan pengiriman uang, yang banyak orang Afghanistan andalkan dari kerabat di luar negeri untuk bertahan hidup.

Baca Juga: Cerita pada Luna Maya, Deddy Corbuzier Akui Tidak Takut Mati: Anak Gue Gimana Entar?

Menteri luar negeri Italia akan mengunjungi Uzbekistan, Tajikistan, Qatar dan Pakistan mulai Jumat untuk membantu para pengungsi Afghanistan, sementara mitranya dari Inggris akan menuju ke wilayah itu minggu depan, kata pemerintah Italia dan Inggris.

Sementara itu Taliban, yang merebut Kabul pada 15 Agustus 2021 setelah menyapu sebagian besar negara itu, terus menghadapi perlawanan keras di lembah Panjshir di utara ibu kota, di mana ada laporan yang membingungkan dan sering kali bertentangan tentang pertempuran sengit dan korban jiwa.

Beberapa ribu pejuang dari milisi regional dan sisa-sisa pasukan bersenjata dan khusus pemerintah telah berkumpul di lembah terjal di bawah kepemimpinan Ahmad Massoud, putra mantan komandan Mujahidin legendaris Ahmad Shah Massoud.

Baca Juga: Karier Saipul Jamil Diramal Madam Rifdha: Belum Tobat, Bakal Keulang Kejadian yang Sama

Upaya untuk merundingkan penyelesaian tampaknya telah gagal, dengan masing-masing pihak menyalahkan pihak lain atas kegagalan tersebut dan mengklaim telah menimbulkan kerugian besar.

Lembah Panjshir adalah benteng perlawanan selama beberapa dekade, pertama melawan Soviet pada 1980-an, kemudian melawan Taliban pada 1990-an. Tidak ada yang berhasil menembus pertahanan alami ngarai dan pegunungan tinggi.

Namun keadaan sangat berbeda hari ini, dan pasukan Massoud kekurangan dukungan internasional atau sekutu di tempat lain di Afghanistan, sementara Taliban sekarang menjadi kekuatan yang kuat dalam pertempuran dengan cadangan besar senjata, peralatan dan amunisi.

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah