Setelah kejadian itu, Ren menjalani perawatan medis di beberapa rumah sakit dan bahkan menjalani operasi.
Sayangnya, dia didiagnosis dengan pembatasan mobilitas seumur hidup.
Sejak itu dia harus berjalan dengan kruk.
Dia tidak hanya didiagnosis dengan cedera fisik tetapi juga menderita depresi akibat insiden tersebut.
Menurut seorang guru di sekolah, tidak ada perselisihan antara Ren dan Mu sebelum insiden itu.
Dilaporkan bahwa orang tua Ren dan sekolah belum menyelesaikan perselisihan mengenai kompensasi dan perawatan lanjutan setelah negosiasi satu tahun, meskipun sekolah telah menanggung biaya perawatan medis Ren sebesar Rp241 juta sejauh ini.***
Artikel Rekomendasi