Prajurit Korea Utara 'Tembak dan Bunuh' Pendatang Tiongkok di Perbatasan, Cegah Masuknya Covid-19

- 12 September 2020, 17:20 WIB
ILUSTRASI militer Korea Utara.*
ILUSTRASI militer Korea Utara.* //Straits Times/AFP

PR PANGANDARAN – Penyebaran Covid-19 dirasakan oleh seluruh dunia di berbagai negara.

Pemerintah ditekankan dalam mengeluarkan kebijakan terhadap penyebaran Covid-19 yang semakin meluas, untuk melindungi warga negaranya dari ancaman virus tersebut.

Di Indonesia kebijakan dalam mengatasi Covid-19 yang sedang ramai diperbincangkan adalah PSBB. Lain lagi kebijakan yang dikeluarkan oleh Korea Utara.

Baca Juga: Kontroversi Film 'Cuties', Dicap Tonjolkan Seksualitas Anak-anak hingga Adanya Unsur Pedofilia

Kebijakan yang dikeluarkan oleh Korea Utara untuk melindungi warganya, tidak tanggung-tanggung.

Seperti dikutip oleh PikiranRakyat-Pangandaran.com dari mothership.sg, menurut militer AS, pihak berwenang Korea Utara telah mengeluarkan perintah untuk menembak dan membunuh di perbatasan China.

Jenderal Robert B. Abrams, Komandan Pasukan AS Korea mengatakan dalam konferensi online pada 10 September 2020,  pada dasarnya hal itu dilakukan untuk mencegah Covid-19 masuk ke Korea Utara.

Baca Juga: Ternyata Ini Alasan UMY Tetap Gelar Wisuda Tatap Muka saat Covid-19, Simak Penjelasannya!

Mereka memiliki sistem kesehatan yang buruk, 60 persen penduduknya kekurangan gizi. Mereka tidak memiliki kapasitas medis, dan wabah virus ini bisa menghancurkan negara tersebut.

Dia juga mengatakan bahwa rezim memiliki zona penyangga tambahan sekitar satu hingga dua kilometer dari perbatasan Tiongkok, dan Pasukan Operasi Khusus yang berjaga di daerah tersebut.

Korea Utara belum mengonfirmasi satu kasus infeksi Covid-19 hingga saat ini.

Baca Juga: Jelaskan Kegagalan Anies saat Terapkan PSBB Tahap 1, Edy Prasetyo: Perbaiki, Jangan Diulang Lagi

Negara itu menutup perbatasan mereka pada akhir Januari ketika jumlah infeksi di Tiongkok mencapai puncaknya.

Penutupan ini telah menurunkan impor dari China sebesar 85 persen dan telah meningkatkan permintaan barang selundupan, yang mendorong pihak berwenang untuk mengatur perbatasan lebih lanjut.

Sanksi PBB terhadap negara tersebut telah mempengaruhi ekonomi Korea Utara dalam beberapa tahun terakhir, melakukan penyelundupan ilegal dari China menjadi salah satu jalur kehidupan.

Baca Juga: Gerindra 'Keroyok' Lengserkan Anies Baswedan Imbas Kisruh PSBB, Refly Harun: Tidak Masuk Akal!

Mereka juga dilanda tiga topan berurutan yang menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur.

Abrams mengatakan rezim dan militer mereka pada prinsipnya berfokus pada pemulihan negara mereka, dan untuk membantu mengurangi risiko Covid-19.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Mothership


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x