Adapun reformasi yang diinginkan para pendemo, yang dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Reuters.
Baca Juga: Kekurangan Personel, Depok Buka Rekrutmen Relawan Pemulasaraan Jenazah Pasien Covid-19
Para pengunjuk rasa ingin membalikkan peningkatan kekuatan konstitusional raja pada 2017, yang dibuat setahun setelah ia menggantikan mendiang ayahnya yang sangat dihormati, Raja Bhumibol Adulyadej.
Aktivis pro-demokrasi mengatakan Thailand mundur dari monarki konstitusional yang didirikan ketika kekuasaan absolut kerajaan berakhir pada 1932.
Mereka mengatakan monarki terlalu dekat dengan tentara dan berpendapat bahwa ini telah merusak demokrasi.
Baca Juga: Bertabur Kemewahan, Bros Mutiara dan Scarf Berhias Kristal Jadi Souvenir Pernikahan Nikita Willy
Para pengunjuk rasa juga berupaya membatalkan hukum lese majeste yang melarang penghinaan terhadap raja.
Mereka ingin raja melepaskan kendali pribadi dia mengambil alih kekayaan istana yang diperkirakan mencapai puluhan miliar dolar, dan beberapa unit tentara.
Arti Hukum Lese Majeste?
Baca Juga: Baru Dibuka Kembali Usai 7 Bulan, Taj Mahal Langsung Dikelilingi Debu dan Gas Beracun akibat Polusi
Artikel Rekomendasi