Kandidat Vaksin Covid-19 Moderna Diklaim 94,5 Persen Efektif untuk Virus Corona

- 17 November 2020, 12:29 WIB
Ilustrasi Vaksin Covid-19: Vaksin baru, Pfizer Inc bukan hanya dipercaya 90 persen efektif, namun imunisasi vaksin tersebut dipercaya dapat bertahan hingga 1 tahun.
Ilustrasi Vaksin Covid-19: Vaksin baru, Pfizer Inc bukan hanya dipercaya 90 persen efektif, namun imunisasi vaksin tersebut dipercaya dapat bertahan hingga 1 tahun. /Pikiran Rakyat

PR PANGANDARAN – Untuk kedua kalinya dalam beberapa minggu, ada berita menjanjikan mengeni vaksin Covid-19 ketika infeksi melonjak di Amerika Serikat dan Eropa.

Perusahaan bioteknologi Amerika Serikat, Moderna Inc mengatakan fase ketiga lanjutan vaksin Covid-19 memperlihatkan 94,5 persen efektif.

“Ini adalah momen penting dalam pengembangan kandidat vaksin Covid-19 kami,” kata CEO Moderna Stephane Bancel dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Jalani Rumah Tangga Selama 8 Tahun Tanpa Kabar Miring, Pesinetron Asha Shara Gugat Cerai Suami

"Analisis sementara yang positif dari studi Tahap 3 kami ini telah memberi kami validasi klinis pertama bahwa vaksin kami dapat mencegah penyakit Covid-19, termasuk penyakit parah,” lanjutnya.

Berita tersebut menyusul pengumuman AS Pfizer mengatakan vaksin Covid-19 yang  dikembangkannya dengan BioNTech Jerman menunjukkan persentase lebih dari 90 persen efektif.

Hasil uji coba tersebut  memungkinkan Moderna dan Pfizer meminta izin produksi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan di Amerika Serikat.

Baca Juga: Hadir dalam Acara Pernikahan Putri Habib Rizieq, Bareskrim Polri akan Panggil Anies Baswedan

Jika mereka mendapatkan lampu hijau dari FDA, vaksin tersebut mengharuskan orang untuk mendapatkan dua suntikan, dengan jarak beberapa minggu.

Moderna memperkirakan akan mendapatkan sekitar 20 juta dosis, yang dialokasikan untuk AS pada akhir tahun 2020. Pfizer dan BioNTech memperkirakan akan memiliki sekitar 50 juta dosis secara global pada akhir tahun.

CEO Pfizer, Albert Bouria, menyampaikan perasaannya melalui Twitter.

Baca Juga: Dinilai Abai Terhadap Agenda Besar Habib Rizieq, Dua Kapolda dan Kapolres Dicopot dari Jabatannya

“Perusahaan kami memiliki tujuan yang sama, mengalahkan penyakit yang menakutkan ini  dan hari ini kami memberi selamat kepada semua orang di Moderna dan berbagi kegembiraan atas hasil mereka," katanya.

Studi Moderna, yang dikenal sebagai studi COVE, melibatkan lebih dari 30.000 peserta di Amerika Serikat dan bersama dengan National Institutes of Health.

Tahapan pertama Moderna melibatkan 95 peserta yang telah mengonfirmasi kasus Covid-19.

Baca Juga: Sudah Cair! Ini Cara Cek dan Syarat Penerima BLT Guru Honorer Rp1,8 Juta, Disertai Link dan Panduan

95 peserta termasuk 15 orang dewasa berusia 65 atau lebih, 20 peserta dari berbagai komunitas , 12 orang yang diidentifikasi sebagai Hispanik, 4 Afrika Amerika, 3 Asia Amerika dan satu orang multiras.

Menurut Universitas Johns Hopkins, selama akhir pecan kasus Covid-19 yang dikonfirmasi mencapai 11 juta di Amerika Serikat.

Ada lebih dari 55 juta kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di Amerika Serikat dan Eropa.

Vaksin Moderna dan Pfizer-BioNTech disebut vaksin mRNA.

Baca Juga: UPDATE Virus Corona Dunia 17 November 2020: 55 Juta Orang Terinfeksi, Indonesia Tertinggi di ASEAN

Vaksin tidak dibuat dengan virus corona itu sendiri, jadi tidak ada kemungkinan siapa pun bisa tertular dari suntikan.

Sebaliknya, vaksin tersebut berisi potongan kode genetik yang melatih sistem kekebalan untuk mengenali protein berduri di permukaan virus.

Vaksin Pfizer-BioNTech harus dikirim dan disimpan pada -70 derajat Celcius dan dapat disimpan hingga lima hari pada suhu lemari es standar atau hingga 15 hari dalam kotak pengiriman termal .

Vaksin Moderna memiliki keunggulan yakni stabil pada suhu lemari es normal  selama 30 hari dan dapat disimpan hingga enam bulan pada suhu -20C. ***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah