Sudah 3 Tahun Hubungan dengan Qatar Retak, Arab Saudi Ngaku Cari Solusi untuk Akhiri Perselisihan

- 23 November 2020, 06:00 WIB
Bendera Arab Saudi.
Bendera Arab Saudi. //Pixabay

PR PANGANDARAN - Menteri luar negeri Arab Saudi mengatakan Riyadh sedang mencari cara untuk menyelesaikan keretakan tiga tahun dengan tetangganya di Teluk, Qatar.

Mengomentari perselisihan pada hari Sabtu, Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud mengatakan Arab Saudi terus mecoba menemukan cara untuk mengakhiri blokade di Qatar. Namun ia menambahkan bahwa hal tersebut tetap bergantung pada penanganan masalah keamanan.

Sengketa dimulai pada 2017 ketika Bahrain, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan non-anggota GCC Mesir memberlakukan boikot terhadap Qatar.

Baca Juga: Mitos atau Fakta: Benarkah Makan Malam Sebelum Tidur Bisa Sebabkan Gendut? Simak Penjelasannya

Negara ini memutuskan hubungan diplomatik dan transportasi serta menuduhnya mendukung ’terorisme’.

Sementara Qatar membantah semua tuduhan terhadapnya.

Bulan lalu, Pangeran Faisal mengatakan Arab Saudi berkomitmen untuk menemukan solusi atas hal terseut.

“Kami terus bersedia untuk terlibat dengan saudara-saudara Qatar kami dan kami berharap mereka juga berkomitmen untuk keterlibatan itu,” katanya.

Baca Juga: Ingatkan Soal Peran Generasi Muda, Wakil Ketua MPR: Negara Lain Sampai Iri dengan Potensi Kita

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa masalah keamanan adalah hal yang perlu diprioritaskan.

“Tapi kita perlu mengatasi masalah keamanan yang sah dari kuartet dan saya pikir ada jalan menuju itu” dengan solusi “dalam waktu yang relatif dekat”.

Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan pekan lalu tidak ada kesepakatan atas krisis Teluk. Ia juga menambahkan bahwa negaranya berharap ketegangan itu akan berakhir kapan pun.

Baca Juga: UMK Jawa Barat 2021: 17 Daerah Dinyatakan Naik, Banjar Tak Naik dan Masih Jadi yang Terendah

Namun Yousef al-Otaiba, duta besar UEA untuk AS, mengatakan kepada media Israel bahwa dia tidak yakin resolusi akan segera terjadi.

“Saya tidak berpikir ini akan diselesaikan dalam waktu dekat hanya karena saya pikir tidak ada introspeksi,” kata al-Otaiba.

Pangeran Faisal  berbicara dalam wawancara virtual di sela-sela KTT Pemimpin G20 yang diselenggarakan negaranya juga mengatakan kerajaan menikmati hubungan baik  dengan Turki.

Baca Juga: Tren Kebijakan AS akan Berubah Drastis, Joe Biden Perbesar Peluang Pendanaan Hijau di Indonesia

Negara yang telah berselisih dengan kerajaan selama bertahun-tahun karena kebijakan luar negeri.

Pembunuhan jurnalis Washington Post Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul pada tahun 2018 meningkatkan ketegangan secara tajam. Selama lebih dari setahun, beberapa pedagang Saudi dan Turki berspekulasi bahwa Arab Saudi sedang memberlakukan boikot tidak resmi atas impor dari Turki.

Pangeran Faisal mengatakan dia belum melihat angka yang akan mendukung adanya boikot.

Menteri Saudi mengatakan dia yakin bahwa pemerintahan yang akan datang dari Presiden terpilih Demokrat Joe Biden akan mengejar kebijakan yang membantu stabilitas regional, dan bahwa setiap diskusi dengannya akan mengarah pada kerja sama yang kuat.***

 

Editor: Nur Annisa

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah