Menurut Yuli, korban sudah biasa melakukan dan menunjukan aksi sulapnya kepada teman-temannya saat di sekolah dengan cara memasukan paku atau jarum dalam mulutnya.
Bahkan kata Yuli, seminggu sebelum kejadian, ibu Walikelas korban sempat melarangnya untuk tidak bermain sulap dengan memakan paku.
"Seminggu sebelumnya, Walikelasnya sempat melarang eh bener malah kejadian. Eh malah pakunya yang ketelen. Korban sempat berusaha memuntahkan paku itu, tapi tak membuahkan hasil," ucapnya.
Akhirnya lanjut Yuli, korban di bawa ke Puskesmas Selasari namun tidak sanggup dan harus dirujuk ke RSUD Banjar. Sempat dilakukan foto rontgen, ternyata posisi paku sudah berada dekat paru-paru.
Tim medis RSUD Banjar menyatakan tak sanggup, sehingga korban dirujuk ke RS Hasan Sadikin Bandung.
Baca Juga: Masih Berlaku Sementara, Izin Operasional Pelabuhan Dikeluarkan Untuk Pembangunan Pangandaran
Bahkan kata dia, korban sempat dilakukan endoskopi di RSHS, tapi posisi paku tidak terdeteksi. Ternyata kata Muslihin, paku sudah bersarang di saluran pernapasan hampir mendekati paru-paru.
"Saya juga heran biasanya kalo barang tertelan pasti masuk ke saluran pencernaan, tapi ini gak," ucap Muslihin.
Lanjut Yuli, setelah menunggu antrian selama 13 hari pada Rabu 27 November 2019, akhirnya korbam akhirnya menjalani operasi.
Artikel Rekomendasi