Network
PR PANGANDARAN – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mengajak manajemen rumah sakit untuk dapat mengembangkan layanan digital guna memberikan kemudahan, kecepatan, dan kepastian layanan kepada peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
“Pandemi Covid-19 telah mengubah perilaku masyarakat yang menjadi lebih menyukai layanan digital karena bisa diakses kapan saja, tidak perlu keluar rumah, sehingga meminimalkan resiko terpapar Covid-19,” kata Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta BPJS Kesehatan yaitu Andayani Budi Lestari melalui siaran pers di Jakarta pada Minggu, 29 November 2020.
Ia mengatakan jika BPJS Kesehatan telah melakukan perubahan dalam sejumlah layanan konvensional menjadi layanan digital. Hari itu perlu diikuti dengan digitalisasi layanan dari fasilitas kesehatan.
Baca Juga: Hasil Penanganan Covid-19 Sepekan Dinilai Jeblok, Jokowi: Keselamatan Rakyat adalah Hukum Tertinggi
Menurut Andayani, sistem antrian daring sudah dikembangkan di 2.028 rumah sakit, namun baru sebanyak 528 rumah sakit diantaranya telah terpadu dengan aplikasi mobile JKN.
Sementara itu, sistem informasi ketersediaan tempat tidur sudah diterapkan di 2.054 rumah sakit serta informasi jadwal tindakan operasi telah dilakukan di 854 rumah sakit.
Selama pandemi Covid-19 melanda Indonesia, sejumlah layanan digital BPJS seperti pemanfaatan layanan administrasi, permintaan informasi, serta pengaduan melalui kanal digital BPJS Kesehatan telah mengalami kenaikan yang signifikan. Peserta JKN-KIS lebih memilih menggunakan layanan digital daripada mendatangi kantor cabang.
Baca Juga: Sambut Joe Biden Menjabat sebagai Presiden AS, Korea Utara Diprediksi akan Luncurkan Uji Coba Rudal
“Kunjungan ke kantor cabang berkurang karena ada layanan digital. Animo masyarakat terhadap layanan digital BPJS Kesehatan luar biasa. Angkanya mengalami peningkatan dengan pesat karena aksesnya lebih mudah, cepat dan dapat dilakukan di mana saja,” tuturnya.
Artikel Rekomendasi