Serupa Turki, Rusia Tolak Pengungsi Afghanistan karena Khawatir 'Kemunculan Militan'

23 Agustus 2021, 21:51 WIB
Rusia menolak pengungsi Afghanistan yang serupa Turki, klaim karena khawatir dengan kemunculan militan. /NDTV

PR PANGANDARAN - Setelah Presiden Erdogan menolak menampung pengungsi Afghanistan di Turki, tak lama berselang, Presiden Vladimir Putin pun menolak gagasan mengirim pengungsi dari Afghanistan ke negara-negara dekat Rusia.

Lebih lanjut, Presiden Putin mengklaim tidak ingin militan Afghanistan muncul di sini di bawah perlindungan pengungsi, demikian kantor berita Rusia melaporkan.

Selain menolak menampung pengungsi, Putin mengkritik gagasan relokasi pengungsi dari Afghanistan ke negara-negara tetangga di Asia Tengah, sementara visa mereka ke AS dan Eropa sedang diproses.

Baca Juga: Studi Baru: Dua Dosis Penuh Vaksin Covid-19 Asal China Bisa Beri Perlindungan Penuh dari Varian Delta

"Apakah itu berarti bahwa mereka dapat dikirim tanpa visa ke negara-negara itu, ke tetangga kita, sementara mereka sendiri (Barat) tidak ingin membawa mereka tanpa visa?" jelas Putin yang saat itu berpidato pada para pemimpin partai Rusia Bersatu, seperti dikutip dari Kantor berita TASS.

"Mengapa ada pendekatan yang memalukan untuk memecahkan masalah?" tambahnya.

Di sisi lain, AS pun sedang mengadakan pembicaraan rahasia dengan sejumlah negara untuk sepakat sementara waktu menampung warga Afghanistan yang bekerja untuk pemerintah mereka, demikian laporan Reuters pada pekan lalu.

Baca Juga: Sebut Bantuan China Lebih Manusiawi, Warga Afghanistan: AS Tidak Bantu, Malah Buat Masalah!

Putin mengatakan Rusia, yang mengizinkan perjalanan bebas visa bagi penduduk negara-negara bekas Uni Soviet di Asia Tengah, menentang hal itu.

"Kami tidak ingin militan muncul di sini di bawah perlindungan pengungsi," kata TASS mengutip pernyataan Putin.

Sementara itu, Moskow baru-baru ini memuji Taliban karena memulihkan ketertiban setelah menguasai negara itu.

Baca Juga: Kilas Balik PPKM yang Kini Diperpanjang untuk Keenam Kalinya oleh Presiden Jokowi

Bahkan, para pemimpin Taliban mendapat pujian dari Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov setelah menepati janji mereka sejauh ini.

"Kami melihat pernyataan yang dibuat Talib tentang penghentian aksi pertempuran, amnesti bagi semua yang terlibat dalam konfrontasi, tentang perlunya dialog nasional ... mereka sedang dilaksanakan," katanya seperti dikutip oleh RIA.

Mengakhiri pernyataan, Taliban diklaim telah memulai kontak dengan mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: NDTV

Tags

Terkini

Terpopuler