Lonjakan Covid-19 Ancam 'Keruntuhan Medis', Korea Selatan Kerahkan Militer untuk Perluas Pengujian

- 7 Desember 2020, 17:11 WIB
Bendera Korea Selatan.*
Bendera Korea Selatan.* /pixabay.com/Big_Heart

Na memperkirakan bahwa kasus harian akan berkisar antara 550 hingga 750 untuk minggu ini, kemungkinan melonjak hingga 900 per hari pada minggu depan.

"Krisis ini adalah yang paling kritis," katanya, memperingatkan bahwa wabah itu dapat menyebabkan "keruntuhan medis" jika jumlahnya tidak dibendung.

Baca Juga: Masuki Babak Baru, Teknologi AI Dipercaya Berperan dalam Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Terbaik Iran

Pada Minggu, pihak berwenang mengatakan mereka akan memberlakukan aturan jarak sosial yang tinggi untuk ibu kota Seoul dan daerah sekitarnya yang akan berlangsung setidaknya hingga akhir bulan.

Dengan gelombang ketiga ini, pemerintah menghadapi kritik yang semakin meningkat karena kasus-kasus terus meningkat meskipun ada tindakan seperti mandat topeng, jam malam untuk restoran dan bisnis lain, dan pembatasan transportasi umum.

Di antara fasilitas yang diperintahkan untuk ditutup sepenuhnya adalah akademi swasta atau sekolah penjejakan, yang disebut "hagwon", yang digunakan oleh siswa untuk studi tambahan.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Tiba di Indonesia, Menko Airlangga Sebut Vaksinasi Dilakukan Setelah Evaluasi BPOM

Asosiasi Korea Hagwons melakukan protes publik yang jarang terjadi atas larangan langsung pembukaan hagwons di wilayah Seoul yang lebih besar, dengan mengatakan itu diskriminatif karena bisnis lain termasuk kafe PC dan bioskop yang sering dikunjungi oleh siswa masih diizinkan buka hingga jam 9 malam.

Korea Selatan menghindari penguncian tetapi menggunakan sistem pelacakan, pengujian, dan karantina yang intensif untuk memadamkan dua gelombang infeksi sebelumnya.

Larangan tersebut telah memicu kekhawatiran di antara banyak siswa dan orang tua menjelang periode ujian akhir, dan akan memperdalam ketidaksetaraan dengan meningkatkan les privat yang hanya mampu dijangkau oleh siswa kaya, tambahnya.

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah