Tuai Sorotan Media Asing, Kematian Ibu Hamil di Sulawesi Disebut Ulah Penolakan 7 Rumah Sakit

- 15 Desember 2020, 11:15 WIB
Ilustrasi hamil.
Ilustrasi hamil. /pexels/freestocksorg

PR PANGANDARAN – Kehamilan bagi sebagian orang adalah hal yang paling dinanti-nantikan dalam sebuah pernikahan.

Namun sayang, sebuah kisah pilu terjadi di Bulukumba Sulawesi Selatan.  Kisah ini pun mendapatkan sorotan dari media luar negeri.

Dalam kisah memilukan ini, seorang wanita hamil di Indonesia tidak dirawat oleh total tujuh rumah sakit.

Baca Juga: Remaja di Bawah Umur Bunuh Satu Kelurga, Beruntung Orang ke-5 Selamat dan Beri Penjelasan

Wanita tersebut bernama Hartina, meninggal dengan bayinya masih dalam kandungan karena tidak segera mendapat perawatan medis.

Diketahui sebanyak 7 rumah sakit menolak membantu Hartina.

Ketujuh rumah sakit itu adalah RS Bantaeng, RS Jeneponto, RS Takalar, RS Labuang Baji, RS Kartini, RS Ananda, dan RS Pelamoni.

Baca Juga: Di Penghujung Masa Kepemimpinan, Trump Gagalkan Staf Gedung Putih Jadi Prioritas Vaksin Covid-19

Kerabat Hartina, Haerul, menjelaskan bahwa awalnya ia dibawa ke Puskesmas Bonto Bangun, Bulukumba.

“Awalnya Hartina dikirim ke Puskesmas Bontobangun Bulukumba tapi kasusnya dirujuk ke RS Bantaeng. Namun RS Bantaeng menolak menerimanya begitu sampai di pintu masuk, ”ujarnya.

“Setelah itu kami bawa ke RS Jeneponto dan RS Takalar, tapi ditolak juga untuk perawatan lebih lanjut,” ucapnya.

Baca Juga: Cek Fakta: UAS dan Tengku Zulkarnain Pensiun sebagai Ulama Jika Mantu Jokowi Terpilih? Ini Faktanya

Menurut Haerul, Hartina kemudian dilarikan ke RS Labuang Baji Makassar namun ditolak lagi karena tidak melakukan tes skrining Covid-19.

Mereka mendapat perawatan yang sama di RS Kartini dengan alasan tidak ada fasilitas Intensive Care Unit (ICU). Mereka kemudian ditolak di Rumah Sakit Ananda.

Hartina akhirnya mendapat perawatan di RS Pelamoni.

Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Agnez Mo Tidak Mengajak Soimah Bernyanyi dan Cuek saat Bersalaman

“Namun, dia hanya diberi bantuan oksigen dan anti-kejang saat berada di ambulans,” lanjutnya.

“Dia tidak diturunkan dari ambulans. Dia malah dibawa ke RS Wahidin tapi meninggal sebelum ditempatkan di bangsal bersalin, ”ujarnya.

Menurut dia, pihak keluarga menyayangkan keadaan.

“Dari desa ke kota kami mencoba untuk mendapatkan perawatan tetapi rumah sakit sangat tidak pengertian. Bagaimana jika ini adalah anggota keluarga mereka yang mengalami nasib yang sama? " katanya.

 Baca Juga: Bandingkan Finalis Indonesian Idol Zaman Dulu dengan Sekarang, Titi DJ Ungkap Kekecewaan

Sementara itu, Manajer Pelayanan Medik RS Ananda, Fira mengatakan, RS tidak memiliki fasilitas intensif untuk Hartina.

“Saat sampai di rumah sakit, dokter mencoba memeriksa Hartina di dalam kendaraan dan menemukan dia mengalami kejang dan tekanan darah tinggi,” katanya.

“Dalam situasi seperti itu, kami merasa dia membutuhkan peralatan perawatan intensif yang tidak tersedia di rumah sakit kami. Karena itu, kami meminta anggota keluarga Hartina untuk merujuknya ke RS Labuang Baji, ”terangnya.

Baca Juga: Jawaban Lucky Perdana Usai Dituduh Berzina oleh Istri, Singgung Pengorbanan Ayah untuk Anak

Sementara itu, Kepala Pelayanan Manajemen Medik RSUD Bantaeng, Dr Hikmawati membantah menerima kedatangan pasien bernama Hartina.

“Kami sudah mengecek catatan kehadiran tapi tidak ada pasien bernama Hartina yang terdaftar. Kalau ada, tentu informasinya ada di catatan kita, ”ujarnya.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: World Of Buzz


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x