Soleimani adalah komandan pasukan Quds, sayap luar pengawal revolusi Iran yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh AS pada April 2019.
Abu Mahdi al-Muhandis, pemimpin Popular Mobilization Forces (PMF) yang merupakan rekan dekat Soleimani, juga tewas dalam serangan itu.
Baca Juga: Marak Beredar dan Harus Diberantas, 7 Mitos Vaksin Covid-19 Termasuk Klaim Sebabkan Autisme
“Republik Islam Iran sangat serius menindaklanjuti dan menghukum mereka yang memerintahkan dan mengeksekusi kejahatan ini,” ucap Gholamhossein Esmaili, juru bicara pengadilan Iran dikutip oleh PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Express pada Rabu, 6 Januari 2021.
Seruan untuk menangkap Trump ini merupakan kedua kalinya setelah sebelumnya jaksa Iran Ali Alqasimeh mengeluarkan surat perintah penangkapan Trump pada bulan Juni atas tuduhan pembunuhan dan terorisme.
Para pejabat di Teheran menilai saat Trump meninggalkan Gedung Putih pada 20 Januari nanti merupakan momen yang tepat untuk mencoba menangkapnya lagi.
Baca Juga: Cek Fakta: Pemerintah Dikabarkan Tak Jadi Tetapkan FPI sebagai Organisasi Terlarang, Simak Faktanya
Ketegangan yang meningkat antara Washington dan Teheran diperburuk oleh Pengawal Revolusi Iran yang merebut kapal tanker Korea Selatan karena mencemari Teluk Persia dengan bahan kimia.
Namun, Departemen Luar Negeri AS meminta Iran untuk segera melepaskan kapal milik Korea Selatan itu.
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei bertemu dengan keluarga Jenderal Soleimani bulan lalu, dua minggu sebelum satu tahun pembunuhan itu terjadi.
Artikel Rekomendasi