Muslim Uighur Dituding Genosida oleh AS, Reaksi ISIS Jadi Sorotan

- 3 Februari 2021, 12:25 WIB
Komunitas Muslim Uighur di China.*
Komunitas Muslim Uighur di China.* /Pexels /Marc Curtis

Tuduhan Pompeo, yang datang pada hari-hari terakhir pemerintahan Donald Trump, termasuk klaim bahwa kebijakan Tiongkok dirancang secara sistematis untuk mendiskriminasi dan mengawasi etnis Uighur sebagai kelompok demografis dan etnis yang unik, membatasi kebebasan mereka untuk bepergian, beremigrasi, dan menghadiri sekolah, dan menyangkal hak asasi manusia dasar lainnya untuk berkumpul, berbicara, dan beribadah.

Kedutaan Besar Tiongkok di AS menanggapi bahwa tindakan Beijing tidak menargetkan etnis minoritas tetapi separatis etnis, ekstremisme agama, dan terorisme.

Bahkan dengan mempertimbangkan fakta bahwa klaim genosida dibuat oleh musuh bebuyutan ISIS, pengamatan Stewart bahwa kelompok teror itu hampir sepenuhnya mengabaikan penderitaan Uighur sulit untuk disesuaikan dengan perannya sendiri sebagai pembela kekerasan Muslim dimanapun.

Baca Juga: 'Rachel Vennya Sudah Muak dan Ingin Berontak', Denny Darko: Dia Depresi, Seakan 'Kenapa Sih Hidupku'

Seperti yang ditunjukkan Stewart, pada tahun 2017 ISIS telah mengambil langkah-langkah provokatif terhadap Tiongkok, termasuk memproduksi video yang menampilkan pelatihan pejuang asing Uighur di Irak dan berjanji untuk menumpahkan darah Tiongkok seperti sungai untuk membalaskan dendam yang tertindas, dan mengeksekusi dua guru Tiongkok yang diculik di Pakistan, Provinsi Baluchistan barat daya.

Namun sejak itu, berdasarkan ulasannya tentang video, majalah ISIS, dan lebih dari 190 edisi buletinnya yang sudah berjalan lama, Al-Naba, Stewart hanya dapat menemukan satu penyebutan eksplisit tentang Uighur dan satu halaman yang didedikasikan untuk pengaruh Tiongkok yang meningkat.

Stewart menyimpulkan bahwa ISIS tampaknya telah meninggalkan masalah tersebut untuk memprioritaskan perjuangannya melawan AS.

Baca Juga: Mulai Hari Ini, Arab Saudi Larang Masuk WNA Asal 20 Negara, Salah Satunya Indonesia

"ISIS tampaknya telah memutuskan bahwa pendekatan yang kurang provokatif ke Tiongkok lebih menguntungkan," tulisnya.

“Secara khusus, kelompok tersebut percaya Tiongkok yang tidak beralasan dapat memainkan peran konstruktif dalam mencapai tujuan utama: mengakhiri kehadiran militer AS di Timur Tengah dan Asia Selatan,” tambahnya.

Halaman:

Editor: Imas Solihah

Sumber: SCMP


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x