Uni Eropa Berikan Sanksi Baru untuk Myanmar atas Kudeta Militer dan Penindasan Berdarah

- 22 Juni 2021, 07:15 WIB
Bendera Myanmar.
Bendera Myanmar. /Pixabay.com/David Peterson

Kantor Persemakmuran dan Pembangunan Asing mengatakan langkah untuk mengekang perdagangan dua komoditas bernilai tinggi itu akan membuat para jenderal kehilangan "jutaan pendapatan".

"Militer terus melakukan subversi demokrasi dan pembunuhan brutal terhadap warga sipil," kata Menteri Luar Negeri Dominic Raab, seperti dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari AP.

Baca Juga: Zodiak Aries, Taurus, dan Gemini Selasa, 22 Juni 2021: Menjauhlah dari Orang-orang Toxic!

"Kami akan terus meminta pertanggungjawaban junta dan memberikan sanksi kepada mereka yang bertanggung jawab, sampai demokrasi dipulihkan."

Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dan pemerintah Liga Nasional untuk Demokrasi.

Pemberontakan massal terhadap putsch telah menemui tindakan keras yang menyebabkan lebih dari 870 warga sipil tewas, menurut kelompok pemantau lokal.

Baca Juga: Unggah Foto Mesra Bareng Vicky Prasetyo, Kalina Ocktaranny Tulis Pesan Menyentuh: Semangat Suamiku...

Kelompok kampanye menyambut baik sanksi terbaru UE dan Inggris. Anna Roberts, direktur eksekutif Kampanye Burma Inggris, mengatakan itu adalah cara untuk menjaga tekanan ekonomi.

"Uni Eropa sekarang juga harus mencari cara-cara kreatif untuk menghentikan pendapatan minyak dan gas yang mencapai militer. Sangat penting untuk terus mengidentifikasi secara sistematis dan memotong sumber pendapatan ke militer," tambahnya.

Badan Investigasi Lingkungan (EIA) yang berbasis di London, yang menyelidiki kejahatan satwa liar transnasional, pembalakan liar dan deforestasi, juga memuji langkah tersebut.

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: AP


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah