Ahli Virologi China Peringatkan Masa Depan Dunia Terancam akan Varian Covid-19 yang Lebih Mematikan

- 8 Agustus 2021, 14:00 WIB
Seorang peneliti top dunia asal China, Shi Zhengli memperingatkan masa depan dunia terancam akan varian Covid-19 yang lebih mematikan.
Seorang peneliti top dunia asal China, Shi Zhengli memperingatkan masa depan dunia terancam akan varian Covid-19 yang lebih mematikan. /Pixabay//

PR PANGANDARAN - Shi Zhengli, peneliti top dunia asal China yang mengklaim temuan lusinan varian Covid-19 dengan keadaan lebih mematikan di gua kelelawar.

Diketahui, Shi Zhengli memiliki julukan batwomen setelah bekerja 16 tahun sebagai peneliti gua kelelawar, sehingga dia pun melaporkan sampel yang diambil dari beberapa orang pertama yang terinfeksi Covid-19 hingga menemukan virus mirip Covid-19 dengan keadaan lebih mematikan.

Sekarang, dalam sebuah wawancara baru, dia telah memperingatkan bahwa varian Covid-19 yang lebih mematikan dapat melanda dunia di tengah kekhawatiran akan mutasi baru yang membawa bencana.

Baca Juga: Cek Fakta, Beredar Tautan Bantuan Sosial Kemensos Rp500 Ribu, Simak Faktanya

"Karena jumlah kasus yang terinfeksi baru saja menjadi terlalu besar, ini memungkinkan lebih banyak peluang virus corona baru untuk bermutasi dan memilih," ungkap ilmuwan Zhengli kepada People's Daily.

"Varian baru akan terus bermunculan," tambahnya bernada peringatan.

Lebih lanjut, hal itu terjadi setelah klaim bahwa mutan Covid-19 baru dapat muncul yang dapat lebih mematikan lebih dari sepertiga orang yang terinfeksi.

Sedangkan, sebuah dokumen yang diterbitkan oleh Scientific Advisory Group for Emergencies (SAGE) mengatakan bahwa varian Covid-19 lainnya di masa depan bisa sama mematikan dengan MERS.

Baca Juga: Akui Pacari Glenca Chysara, Rendi Jhon Beri Jawaban Mengejutkan Soal Target Menikah

Dalam skenario seperti itu, virus dapat membunuh 35 persen dari mereka yang terinfeksi.

Panel, yang memberi saran kepada pemerintah tentang respons pandeminya, memperingatkan bahwa mutasi semacam itu kemungkinan besar terjadi ketika Covid-19 menyebar luas, seperti yang terjadi saat ini di Inggris.

Menilik awal tahun ini, Dr Shi Zhengli membantah klaim yang muncul bahwa Covid-19 itu berasal dari laboratorium di Wuhan.

"Laboratorium saya tidak pernah melakukan atau bekerja sama dalam melakukan eksperimen gain-of-function yang meningkatkan virulensi virus," ungkapnya kepada New York Times

Baca Juga: Minta WHO Selidiki Fort Detrick, Petisi Online di Filipina Sebut AS Simpan Misteri Berbahaya

Dia mengatakan bahwa klaim lab tersebut mendukung virus dan menyimpan informasi tentang penyebarannya secara rahasia adalah "spekulasi yang berakar pada ketidakpercayaan total" dan mengklaim Ini bukan lagi masalah sains.

"Saya yakin saya tidak melakukan kesalahan. Jadi saya tidak perlu takut," tambahnya.

Kemudian, dalam pesan teks dia dilaporkan mengatakan dunia terus mengarahkan kotoran pada ilmuwan yang tidak bersalah..

Baca Juga: Di Tengah Pandemi, 271 Pekerja Indonesia Dikirim ke Jepang dalam Tiga Rombongan

"Saya tidak tahu bagaimana dunia menjadi seperti ini, terus-menerus menuangkan kotoran pada ilmuwan yang tidak bersalah," bebernya.

Sementara itu, Zhengli juga membantah laporan baru-baru ini bahwa tiga peneliti dari institutnya telah mencari perawatan di rumah sakit pada November 2019 karena gejala mirip flu sebelum kasus Covid-19 pertama dilaporkan.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Mirror People's Daily


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x