Umumkan Kemerdekaan dari AS, Taliban Kini Terjerat Krisis Ekonomi dan Keamanan

- 1 September 2021, 16:11 WIB
Usai umumkan kemerdekaan dari AS, Taliban kini terjerat krisis ekonomi dan keamanan, seolah ada hal berbeda dengan 20 tahun lalu
Usai umumkan kemerdekaan dari AS, Taliban kini terjerat krisis ekonomi dan keamanan, seolah ada hal berbeda dengan 20 tahun lalu /Pixabay/Chicken Online

Baca Juga: Rafathar Sanggup Bangun Jam 4 Subuh Setiap Hari, Raffi Ahmad Bangga: Kalau Aku Mungkin Berat

Selain itu, tetua suku Afghanistan adalah kelompok kuat lainnya yang tidak bisa diabaikan.

Sementara itu, ada ribuan pejuang yang tahun-tahun pembentukannya telah dihabiskan di medan perang dan yang dijiwai dengan rasa kemenangan atas negara adidaya.

Di masa lalu, kelompok pejuang Taliban yang merasa gerakan itu telah mengkhianati keyakinan garis keras aslinya membelot ke kelompok Negara Islam, yang sekarang menjadi ancaman keamanan utama di negara itu.

Pekan lalu, seorang pengebom bunuh diri ISIS meledakkan dirinya di luar bandara Kabul, menewaskan 169 warga Afghanistan dan 13 anggota militer AS dan mengganggu upaya Taliban untuk memfasilitasi pengangkutan udara besar-besaran AS.

Baca Juga: Gisel 'Goyang' Lagi, Netizen Ricuh Bahas Video 19 Detik hingga Seret Nama Luna: Bedanya..

Ekonomi melemah bertahun-tahun. Jika perdamaian datang ke Afghanistan, warganya akan meningkatkan tuntutan mereka untuk bantuan ekonomi—hampir mustahil jika masyarakat internasional, yang telah mendanai 80% pemerintahan mantan Presiden Ashraf Ghani, menarik dukungannya.

Pemerintah baru harus memberikan dengan cepat dan meredakan krisis ekonomi, kata Michael Kugelman, seorang analis di Wilson Center, sebuah think tank yang berbasis di AS.

Jika gagal, “Anda harus mulai merenungkan kemungkinan protes skala besar terhadap Taliban yang jelas akan menjadi tantangan besar bagi Taliban ketika mencoba untuk mengkonsolidasikan kekuatannya,” katanya.

Tetapi seberapa jauh Taliban bersedia membungkuk untuk meredakan kekhawatiran internasional, sambil tetap setia pada keyakinan mereka sendiri, dapat semakin memperluas perpecahan di antara para pemimpin, terutama mereka yang memiliki ideologi yang lebih kaku.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Associated Press


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah