Baca Juga: Unggah Foto Barack Obama Digantung Tali Hukuman Mati dan Clinton Tunggu Giliran, Sersan Kena Sanksi
Clementi, Direktur laboratorium mikrobiologi dan virologi di San Raffaela dan prof. Zangrillo mengatakan penelitiannya menunjukkan bahwa hasilnya tidak ambigu.
"Perbedaan yang sangat signifikan antara viral load pasien yang dirawat di bulan Maret dibandingkan dengan yang dirawat bulan lalu”.
Terlepas dari klaim Prof Zangrillo, banyak dokter tetap skeptis dengan temuan tersebut dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan keparahan dan penularan tidak berubah.
Baca Juga: Ungkap Jeritan Hati Lewat Instagram, Azriel Minta Krisdayanti dan Raul Lemos Setop Sakiti Anang
Para ahli di Inggris mengatakan penelitian yang melihat perubahan genetik pada virus tidak mendukung teori Prof Zangrillo.
Profesor Martin Hibberd dari London School of Hygiene dan Tropical Medicine mengatakan tidak ada bukti yang mengarah pada pengurangan keparahan sementara Oscar MacLean dari Pusat Penelitian Virus Universitas Glasgow mengatakan 'cukup tidak masuk akal karena alasan genetik'.
Di sisi lain, seorang dokter darurat dan profesor kesehatan masyarakat di Univesitas George Washintion, Amerika Serikat, Leana Wan mengatakan bahwa komentar dari Prof Alberto Angrillo memberikan 'harapan palsu'.
Baca Juga: 25 Tahun Berkarier, Dokter Bingung Temukan Kabel Charger Sepanjang 61 Cm dalam Kandung Kemih Pria
"Saran dari dokter Italia berpotensi berbahaya karena memberikan jaminan palsu berdasarkan tidak ada bukti," tuturnya.***(Rahmi Nurfajriani)
Artikel Rekomendasi