Puluhan ribu pendukungnya turun ke jalan melampiaskan kemarahan mereka atas kartun kontroversial tersebut.
“Jika orang non-Muslim menggunakan simbol-simbol Islam dan mereka melakukan tindakan penistaan, reaksi dari orang-orang kami tidak bisa dinyatakan tidak dibenarkan,” kata pemimpin partai, Maulana Fazl-ur-Rehman sebagaimana dilansir RT.
Baca Juga: Jelang Pilkada Serentak, Simak dan Ikuti Penjelasan Aturan di TPS Saat Pandemi Covid-19 Berikut ini!
Keputusan majalah tersebut juga memicu reaksi kemarahan di negara-negara Muslim lainnya.
Pada Selasa 8 September 2020, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mencap kemunculan kembali kartun provokatif itu sebagai "dosa yang tak termaafkan," menambahkan bahwa itu jelas menunjukkan "permusuhan dan dendam jahat" terhadap Islam yang tersimpan di Barat.
Sebagaimana diberitakan PikiranRakyat-Pangandaran.com sebelumnya, Charlie Hebdo mencetak ulang kartun kontroversial pekan lalu, menandai awal persidangan 14 tersangka.
Baca Juga: Muncul Penyakit Misterius, Uji Vaksin Corona Terpaksa Dihentikan Hingga ada Kejelasan
Terkait dengan serangan tahun 2015 di kantor mingguan satire dan supermarket halal Hyper Cacher yang menewaskan 17 orang.***
Artikel Rekomendasi