“Mengakhiri perang saudara Yaman dan menyatukan kembali negara," kata Johnsen sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Aljazeera.
Selain Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, perang di Yaman melibatkan banyak sekali pihak yang bertikai.
Di dalamnya termasuk pemerintah yang telah diakui secara internasional, pemberontak Houthi sekutu Iran, dan Dewan Transisi Selatan yang separatis.
Diketahui pertempuran di negara itu telah meningkat selama beberapa bulan terakhir dengan Houthi maju ke Marib.
Baca Juga: Bangkit dari Serangan Terorisme Mematikan, Austria Tetapkan 'Politik Islam', Polisi Basmi Komplotan
Jika pemerintahan Biden berhasil mendorong perundingan damai, itu mungkin terjadi karena Houthi memegang kendali di medan perang.
Dan itu tidak berarti bahwa hasil dari setiap kesepakatan yang dinegosiasikan akan mengakhiri perang di lapangan.
“Kita seharusnya tidak melebih-lebihkan apa yang dapat dilakukan pemerintahan Biden sehubungan dengan perang Yaman,” kata Nadwa Dawsari, seorang sarjana non-residen di Institut Timur Tengah.
Baca Juga: Trump 'Kucing-kucingan' dari Wartawan saat Tampil Perdana Usai Kalah, Tapi Cuitannya Kontroversial
Lebih lanjut Nadwa Dawsari mengungkapkan bahwa penyelesaian politik hanya akan memperumit perang Yaman.
Artikel Rekomendasi