Baca Juga: Masyarakat Inggris Ingin Pangeran Harry Copot Gelar Kerajaan, Tanda Disingkirkan dari Garis Tahta ?
Sedangkan dari sisi para muslim, mereka mengecam keras kebijakan larangan penggunaan jilbab tersebut.
Salah satunya ada wanita Amerika yang menjadi atlet anggar dan menjadi muslim pertama negara tersebut yang memakai hijab saat bertanding di Olimpiade bernama Ibtihaj Muhammad.
Ia mengatakan bahwa larangan memakai jilbab yang dikeluarkan Senat Prancis sama saja dengan "Islamofobia tertulis dalam undang-undang".
Artikel ini telah tayang sebelumya di Portaljember.pikiran-rakyat.com dengan judul 'Prancis Larang Muslim di Bawah 18 Tahun Pakai Jilbab yang Picu Kampanye 'Hands Off My Hijab''.
"Inilah yang terjadi ketika Anda menormalkan ujaran kebencian anti-Islam dan anti-Muslim, bias, diskriminasi, dan kejahatan kebencian,” tulis Ibtihaj Muhammad di Instagram.
Terdapat juga aktivis Amerika Serikat, Amani al-Khatahtbeh, yang turut menolak larangan berhijab dan menulis cuitan: "Tidak ada pemerintah yang mengatur bagaimana seorang wanita dapat berpakaian, apakah akan tetap memakai atau melepasnya".
Baca Juga: Jadwal TV Kamis, 8 April 2021: SCTV, ANTV, NET TV, dan RCTI, Ada Indonesia's Next Top Model
On a trip to France 3 years ago the border police forced me to remove my scarf to enter the country even though I wore a scarf in my passport photo.
No government should regulate how a woman can dress, whether to keep it on or take it off. #handsoffmyhijab #FranceHijabBan pic.twitter.com/VfuHi02Gqj— AMANI (@xoamani) April 6, 2021
Dalam memprotes larangan berhijab tersebut, Amani bersama dengan para muslim lain ikut menggerakkan kampanye global "Hands Off My Hijab" untuk menghentikan diskriminasi agama di dunia.
Artikel Rekomendasi