Tuntukan Hukum Trump Diklaim ‘Tidak Berdasar’, Pompeo: Departemen Ini Tentu Peduli Pemilu yang Adil

- 14 November 2020, 11:31 WIB
Donald Trump.
Donald Trump. /PIXABAY/geralt

PR PANGANDARAN – Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo telah melakukan perjalanan ke tujuh negara Eropa dan Timur Tengah.

Pompeo menyatakan, tujuan dirinya melakukan perjalanan ke tujuh negara tersebut adalah untuk menopang prioritas pemerintahan Trump, terutama kebijakan anti-Tiongkok dan Iran.

Perjalanan Pompeo ke tujuah negara tersebut di antaranya Prancis, Turki, Georgia, Israel, Uni Emirat Arab, Qatar, dan Arab Saudi.

Baca Juga: Lama Bungkam Usai Biden Terpilih sebagai Presiden AS, Trump Masih Yakin Ada Peluang untuk Menang

Perjalanan Pompeo tersebut terjadi beberapa hari setelah Menlu AS mengangkat lonceng dan menolak pernyataan wartawan tentang masa transisi penolakan Trump untuk mengakui terpilihnya Biden sebagai Presiden AS.

“Akan ada transisi mulus ke Pemerintahan Trump yang kedua,” kata Pompeo pada Selasa, 3 November 2020 beberapa waktu lalu.

Beberapa hari kemudian Pompeo melunakkan pernyataannya dan mencatat bahwa Departemen Luar Negeri akan berfungsi dan berhasil dengan Presiden yang menjabat pada Januari 2021.

Baca Juga: Terungkap Motif Penyebaran Video Syur Mirip Gisel, Polisi: Tambah Follower dan Dapat Give Away

Akan tetapi, komentar dan pernyataan selanjutnya dalam wawancara dengan salah satu media konservatif tidak mengakui bahwa Biden akan mengambil alih sumpah jabatan tahun depan.

Dalam hal ini, Rusia adalah satu-satunya kekuatan besar yang belum memberi selamat kepada Biden atas kemenangannya dalam Pilpres AS, setelah Tiongkok bergabung dengan sebagian besar dunia dalam menerima hasil Pilpres pada Jumat 2020 lalu.

Prancis, bersama dengan Jerman, Inggris, dan negara-negara Eropa lainnya telah memberikan selamat pekan lalu.

Baca Juga: Perusahaan Korsel Diduga Bakar Hutan Papua Seluas Kota Seoul, Greenpeace: Penegakan Hukum Lemah

Pada Selasa, 10 November 2020 lalu, Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengadakan percakapan telepon pertamanya dengan Biden.

Macron menyatakan bahwa Pompeo akan bertemu dengannya pada Senin, 16 November 2020 mendatang untuk membahas transparansi penuh terhadap Presiden terpilih, Joe Biden.

Selain Macron, Biden juga telah berbicara dengan para pemimpin Australia, Kanada, Jepang, dan Korea Selatan yang memberikan ucapan selamat atas kemenangan Biden.

Baca Juga: Cek Fakta: Basahi Kepala Dulu Saat Mandi Rusak Pembuluh Darah dan Sebabkan Stroke, Simak Faktanya

Terkait pernyataan Trump yang menyebut ada kecurangan dalam pemungutan suara hingg ajukan tuntutan hukum, namun sebagian besar ahli humu justru menganggap klaim Trump tersebut tidak berdasar.

Pada konferensi pers pada Selasa, 10 November 2020 lalu, Pompeo dengan tegas menolak pernyataan tentang apakah protes Trump tidak berdasar telah menciptakan masalah bagi kredibilitas AS.

“Anda mengajukan pernyataan yang konyol,” jawab Pompeo.

Baca Juga: Sebelum Pelantikan Joe Biden, Kasus Kematian akibat Covid-19 di AS Diprediksi Sentuh Angka 70.000

“Departemen ini sangat peduli untuk memastikan bahwa pemilu di seluruh dunia aman dan terjamin serta bebas dan adil, dan petugas saya mempertaruhkan nyawa mereka untuk memastikan hal tersebut terjadi,” lanjut Pompeo.

Pompeo juga menegaskan bahwa dalam hal ini dirinya akan melanjutkan seolah-olah tidak ada perubahan.

“Saya adalah Menteri Luar Negeri,” ujarnya.

“Saya menerima telepon dari seluruh dunia. Orang-orang ini mengawasi pemilihan kita. Mereka memahami bahwa kita memiliki proses hukum. Mereka mengerti bahwa ini membutuhkan waktu,” lanjut Pompeo. ***

Editor: Nur Annisa

Sumber: France24


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah