Akibat Atraksi Sulap, Siswa SMP Telan Paku dan Bersarang di Paru-Paru

29 November 2019, 10:10 WIB
Deni Nugraha (13) masih tampak lemah usai menjalami operasi di RSHS Bandung serta hasil rongent yang menunjukan sebuah paku berada di posisi bagian paru-paru korban. * /AGUS KUSNADI/"PR"/

PANGANDARAN (PR)- Kejadian nahas menimpa salahseroang siswa SMP Negeri 2 Parigi. Deni Nugraha (13) yang merupakan pelajar kelas 7E harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.

Dirujuknya Deni RSHS Bandung lantaran ada paku yang bersarang di paru-paru dan tentu akan sangat membahayakan jika tidak mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Kejadian bermula ketika Deni akan menunjukan atraksi sulap dihadapan teman-temannya. Dia menggigit paku yang akhirnya tertelan dan bersarang di bagian paru-parunya. 

Baca Juga: Dua Peselancar Asal Pangandaran Wakili Indonesia di Sea Games 2019

Setelah dirawat selama hampir dua minggu, kini Deni sudah menjalani operasi dan saat ini sedang menjalani proses pemulihan di salahsatu ruangan rawat inap di RS Hasan Sadikin Bandung.

Menurut keterangan dari Petugas Usaha Kesehatan Sekolah SMPN 2 Parigi Yuli Mulyati yang didampingi Kepala Sekolahnya Muslihin, kejadian tersebut terjadi pada hari Rabu 13 November 2019 disaat korban bersama teman-temannya tengah beristirahat setelah mengikuti jam pelajaran. 

Lanjut Yuli, pada saat itu seluruh siswa tengah persiapan melaksanakan salat dzuhur. Sambil menunggu antrian berwudhu, korban melakukan unjuk kebolehan di hadapan teman-temannya dengan cara memasukan sebuah paku streofoam atau pin kedalam mulutnya.

Baca Juga: Marak Penebangan Liar, Hutan Gundul di Pangandaran Harus Segera Diatasi

"Entah kenapa menurut pengakuan teman-temannya, paku itu diletakan diatas lidahnya, tiba-tiba kaki korban yang ada bekas luka akibat jatuh saat bermain bola, terinjak oleh temannya sendiri akhirnya korban kaget dan menjerit, tanpa sadar paku yang ada didalam mulutnya tiba-tiba tertelan," tutur Yuli saat ditemui di ruangan kerja Kepala SMPN 2 Parigi, Kamis, 28 November 2019.

Menurut Yuli, korban sudah biasa melakukan dan menunjukan aksi sulapnya kepada teman-temannya saat di sekolah dengan cara memasukan paku atau jarum dalam mulutnya.

Bahkan kata Yuli, seminggu sebelum kejadian, ibu Walikelas korban sempat melarangnya untuk tidak bermain sulap dengan memakan paku.

"Seminggu sebelumnya, Walikelasnya sempat melarang eh bener malah kejadian. Eh malah pakunya yang ketelen. Korban sempat berusaha memuntahkan paku itu, tapi tak membuahkan hasil," ucapnya.

Akhirnya lanjut Yuli, korban di bawa ke Puskesmas Selasari namun tidak sanggup dan harus dirujuk ke RSUD Banjar. Sempat dilakukan foto rontgen, ternyata posisi paku sudah berada dekat paru-paru.

Tim medis RSUD Banjar menyatakan tak sanggup, sehingga korban dirujuk ke RS Hasan Sadikin Bandung.

Baca Juga: Masih Berlaku Sementara, Izin Operasional Pelabuhan Dikeluarkan Untuk Pembangunan Pangandaran

Bahkan kata dia, korban sempat dilakukan endoskopi di RSHS, tapi posisi paku tidak terdeteksi. Ternyata kata Muslihin, paku sudah bersarang di saluran pernapasan hampir mendekati paru-paru.

"Saya juga heran biasanya kalo barang tertelan pasti masuk ke saluran pencernaan, tapi ini gak," ucap Muslihin. 

Lanjut Yuli, setelah menunggu antrian selama 13 hari pada Rabu 27 November 2019, akhirnya korbam akhirnya menjalani operasi. 

Baca Juga: Iuran PBB Mandeg, BPKD Pangandaran Lakukan Pemeriksaan di 33 Desa

"Saya mendapat kabar, pasca operasi kondisi Deni sudah normal dan stabil," ujar Yuli.

Muslihin Kepala Sekolah SMPN 2 Parigi menambahkan, bahwa korban merupakan salahsatu siswanya yang mendapatkan jaminan kesehatan dari pemerintah.

"Saya kasihan dan panik, karena orangtua korban kebingungan sudah dua minggu belum juga dioperasi, akhirnya kami membuat surat ke Dinas Pendidikan untuk dilanjutkan ke Dinas Kesehatan agar siswanya itu bisa segera di operasi melalui kartu Jamkesmas bantuan dari pemerintah," ujar Muslihin.

Baca Juga: Pendaftaran CPNS Di Pangandaran Sudah Mencapai 7.600 Orang

Ditempat rerpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran, Yani Achmad Marzuki mengatakan setelah mendapatkan laporan, pihaknya turun tangan untuk membantu korban dalam menjalani operasi.

"Jadi bukan ditelantarkan, tapi menunggu daftar antrian untuk menjalani operasi. Pasien di sana kan banyak," kata Yani.***

Editor: Abdul Muhaemin

Tags

Terkini

Terpopuler